Gara-gara memakai jam tangan mewah, Wakil Perdana Menteri (PM) Thailand, Jenderal Prawit Wongsuwan berjanji akan mengundurkan diri jika terbukti berbagai jam mewah yang bergantian dia kenakan adalah hasil gratifikasi atau suap, dalam penyelidikan oleh komisi antikorupsi. Ia memakai jam-jam mewah senilai total Rp16 miliar sejak menduduki jabatan pada 2014.
Komisi Antikorupsi Nasional (NANC) Thailand sedang menyelidiki hal ini. Kritik terhadap pemerintahan junta, serta sejumlah pendukung junta militer, telah meminta Jenderal Parwit untuk turun atau mengambil cuti sementara kasusnya sedang diselidiki.
“Biarkan NACC selidiki masalah ini. Jika saya terbukti melakukan kesalahan, saya akan mengundurkan diri,” kata Prawit kepada wartawan sebagaimana dikutip The Strait Times, Kamis (18/1/2017).
“NACC punya standar prosedur untuk melakukan penyelidikan. Kita harus tunggu mereka menyelesaikan pekerjaannya. Saya sudah berikan penjelasan kepada NACC soal ini,” ujarnya.
Jenderal Prawit yang juga menjabat Menteri Pertahanan Thailand telah memicu kegemparan publik setelah tertangkap basah menggunakan lusinan jam tangan mewah selama beberapa tahun terakhir. Lebih dari 20 jam jam tangan mewah yang ia kenakan sejak mulai menjabat pada Mei 2014. Dan nilai setiap jam tangan mewah mencapai jutaan baht.
Desakan mundur dan penyelidikan bahkan tak hanya datang dari oposisi, tapi juga dari pendukung pemerintah junta militer.
Menanggapi tudingan tersebut, Prawit mengatakan bahwa seluruh jam tangan mewah yang selama ini dipakainya adalah pinjaman dari temannya. “Saya meminjam jam-jam tersebut dari teman saya dan sudah mengembalikan semuanya,” kilah Prawit.
Namun, Prawit menolak membeberkan jumlah jam tangan yang benar-benar ia miliki. Seorang whistle-blower, Srisuwan Janya, yang merupakan Sekretaris Jenderal Asosiasi Perlindungan Konstitusi Thailand, mengatakan bahwa Prawit tak perlu menunggu penyelidikan NACC untuk mundur. (*)