
Sleman – Butuh perjuangan keras untuk melewati tanjakan demi tanjakan pada ruas jalan yang menghubungkan antar desa di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yakni Gayamharjo, Wukirharjo, Sambirejo, Prambanan, Sleman . Selalu terasa berat jika ada kendaraan yang melintas jalan ini. Terutama kendaraan berat yang mengangkut batu hasil penambangan di Desa Sambirejo.
Beberapa ruas jalan sudah rusak, bergelombang, hanya dibubuhi segerombol batu putih sisa dari pemotongan batu tambang sekitar. Dari arah bawah sampai menuju ke atas gunung itu bisa dibilang tak layak untuk dilewati. Namun, potensi desa ini sangat beragam, terutama cagar budayanya yang berada di atas bukit tertinggi, Candi Ijo.
Sekitar 2-3 km untuk mencapai ke Candi Ijo dengan tanjakan yang ekstrim. Jika hujan turun, jalanan ini licin. Kendaraan bermuatan berat hanya bisa melaju pelan saat naik maupun turun bukit. Akses jalan ini sejak era reformasi belum pernah diperbaiki. Ada perbaikan di salah satu sudut desa, tetapi baru setengah jalan saja belum tuntas.
“Akses jalan memang parah, dan jika hujan licin. Dengan kondisi seperti ini sebenarnya menghambat aktivitas dan perekonomian warga,” kata Bambang, 45, warga Dusun Gunungsari kepada Obsessionnews.com, Selasa (13/1/2015) siang.
Jalan ini satu-satunya jalan yang menghubungkan tiga desa. Bahkan bisa sebagai jalan pintas menuju ke kota di sekililingnya, seperti Wonosari dan Klaten.
“Dulunya jalan masih tanah dan batu saja. Kemudian diaspal, tapi selalu rusak saat hujan dan kendala posisi jalan di daerah pegunungan,” terangnya.
Kepala Desa Sambirejo Sukardi mengatakan, setiap tahun ada musyawarah desa dan beberapa kali mengajukan perbaikan jalan kepada pihak yang berkompeten. “Kerusakan jalan sangat mengganggu aktivitas warga. Jalan ini penting untuk pengembangan wisata,” ujarnya.
Sukardi berharap Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Sleman secepatnya memperbaiki jalan desa tersebut. (Anissa Nurul Kurniasari)