
Direktur Utama PT Semen Indonesia (SI), Dwi Soetjipto.
Rapiudin
Jakarta- Berbeda dengan industri lain, semakin banyak mengekspor produk ke luar negeri, maka semakin bagus untuk perusahaan tersebut. Namun, rumus ini tidak berlaku untuk industri semen.
“Kalau semakin banyak semen kita ekspor, itu sama saja bunuh diri. Sebab, semen banyak diserap konsumen luar negeri sehingga kebutuhan semen di dalam negeri berkurang. Ini jelas menghambat pembangunan di Tanah Air,” ujar Direktur Utama PT Semen Indonesia (SI), Dwi Soetjipto saat berbicara dalam talkshow ekslusif bertema “Kebangkitan BUMN Nasional” yang digelar majalah Mens Obsession di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (14/5).
Menurut Dwi, permintaan akan semen Indonesia oleh pihak luar negeri memang tidak bisa dihindari. Karena itu, perlu ada yang strategi yang tepat untuk menyiasati bagaimana agar kebutuhan semen dalam negeri tetap terjaga dan permintaan luar negeri juga bisa dipenuhi.
Untuk itu, kata Dwi, pihaknya memutuskan membangun pabrik semen di luar negeri. Pabrik tersebut yang akan mensuplasi kebutuhan semen luar negeri.Dengan demikian, konsumsi semen luar negeri tidak berubah.
“Saat ini pabrik semen yang sudah kami bangun di luar negeri ada di Vietnam dan Myanmar,” jelas Dwi. O