Jumat, 19 April 24

Iwapi Optimis di Era MEA

Iwapi Optimis di Era MEA

Jakarta, Obsessionnews – Tak terasa seiring dengan berjalannya waktu, kebersamaan telah terjalin dalam organisasi Ikatan Pengusaha Wanita Indonesia (Iwapi) selama 40 tahun. Hingga saat ini perempuan mandiri yang berjumlah 30.000 anggota ini terus berkarya dan saling menyemangati dalam suka dan duka berbisnis. Di bawah kepemimpinan Nita Yudi yang bersifat kekeluargaan, dia berkata,”Tantangan Iwapi di masa mendatang semakin besar sejalan dengan dinamika pertumbuhan masyarakat modern. Kami rajin sharing, belajar dari pengalaman sesama teman, dan mengembangkan bisnis bersama-sama. Potensi setiap anggota kami gali, sehingga bisa tetap ikut berperan terlibat dalam roda perekonomian di Tanah Air.”

Akhir 2015 Indonesia akan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yaitu era perdagangan bebas di kawasan ASEAN. Para pelaku usaha mikro, keci, dan menengah (UMKM) yang tergabung dalam Iwapi berterus terang merasa was-was terhadap pemberlakuan MEA. Mereka berharap pemerintah mampu memproteksi pengusaha perempuan dari tingginya biaya ekonomi.

“Kebijakan-kebijakan harus membantu pengusaha dalam menghadapi MEA, agar dapat bersaing dengan produk asing. Biaya ekonomi yang semakin tinggi, termasuk kredit pinjaman, meningkatnya ongkos angkutan akibat kenaikan BBM, penambahan tarif dasar listrik, mahalnya biaya logistik akibat infrastruktur jalan yang tidak memadai, dan lain-lainnya menjadi kendala pengusaha wanita,” ungkap Nita.

Dampaknya terhadap bisnis pun dirasakan para anggota Iwapi. Hal-hal tersebut akan mempengaruhi harga suatu barang dan akhirnya produk dalam negeri akan lebih mahal daripada produk asing yang masuk ke Indonesia, hingga akhirnya masyarakat maupun pengusaha hanya jadi penonton di negeri sendiri.

Semua permasalahan tersebut kemudian dituangkan IWAPI di dalam seminar berjudul Peluang, Ancaman, dan Kesiapan UKM Wanita Menghadapi MEA, dalam rangka hari ulang tahun ke-40 IWAPI yang berlangsung di auditorium Kementerian Koperasi & UMKM, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Memberdayakan Perempuan
“Kita harus bisa menghadapi MEA dan jangan sampai dilindas. Saya mendapat informasi ada sekitar 1.500 orang dari Thailand tengah belajar bahasa Indonesia. Bagaimana rasanya kalau tiba-tiba juru masak kita berasal dari Thailand dan para pekerja salon datang dari Filipina. Itulah sebabnya, kita mesti bergerak cepat, termasuk mampu mengekspor barang ke negara lain, jangan hanya produk atau tenaga kerja dari luar saja yang masuk ke Indonesia. Dalam hal ini kita dapat bekerjasama dengan kementerian perdagangan untuk melakukan pelatihan ekspor,” ujar Ketua Panitia HUT dan Sekjen Iwapi Moudy Lintuuran.

Perkumpulan ini memiliki misi tak hanya memperkuat dan memberdayakan perempuan pengusaha di bidang UMKM, tapi juga menggali dan meningkatkan potensi anggotanya agar naik kelas. Tak hanya bermain di tingkat mikro saja, tapi lebih maju lagi dan mendapatkan bantuan akses perbankan maupun non perbankan.

“Sekaligus memberi inspirasi bagi banyak perempuan Indonesia lainnya untuk mandiri dan tidak takut berbisnis. Seperti saya sendiri yang sudah senior pastinya akan membantu membagikan pengalaman kepada para perempuan muda untuk mengembangkan usahanya, agar menjadi besar,” papar Bendahara Umum IWAPI Ayu Mulyadi yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI).

Cinta Produk Indonesia

Jessica Febiani, salah satu anggota yang masih muda berusia 25 tahun, sangat senang bergaul dengan sesama anggota lain yang lebih berpengalaman, sehingga mendapat pelajaran berharga dalam membesarkan usahanya.

“Seru juga bisa bertemu pengusaha dari berbagia daerah dengan jenis industri berbeda-beda. Kami jadi semakin mencintai produk dalam negeri,” tuturnya.

Seperti umumnya saat ada banyak perempuan berkumpul, kadang-kadang tak bisa dihindari terjadi perselisihan. Nita mengatakan, dia berusaha untuk bersikap seadil mungkin. Biasanya bila ada perseteruan selalu kami selesaikan dalam rapat bersama jika masalahnya menyangkut urusan organisasi. Tapi, kalau masalahnya lebih ke arah pribadi tetap saya bantu untuk mencairkannya. Bersatu dan saling mengingatkan menjadi sikap yang harus dijaga sesama anggota, agar misi dan visi bisa terlaksana.

“Selain itu, Iwapi tak pernah jauh dari DUIT. Maksudnya Doa, Usaha, Ibadah, dan Tekun. Agar kami bisa berbisnis dengan baik dan selalu berada dalam lindungan-Nya,” tambah Nita. (Elly Simanjuntak)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.