Minggu, 2 April 23

Istana Sebut Insiden Penembakan Nelayan Tiongkok Baru Klaim Sepihak

Istana Sebut Insiden Penembakan Nelayan Tiongkok Baru Klaim Sepihak
* Staf Khusus Presiden, Johan Budi SP.

Jakarta, Obsessionnews.news – Presiden Jokowi sedang mengumpulkan informasi yang lengkap dari otoritas Indonesia terkait insiden penembakan di perairan Natuna, Kepulauan Riau. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan dipanggil untuk menghadap ke Istana Kepresidenan.

“Tadi saya gak tahu materinya, tadi saya lihat ada pak Luhut menghadap presiden sama bu Menlu, cuma isinya apa saya gak tahu. Kalau soal itu lebih baik tanya ke bu Menlu atau tanya pak Luhut,” kata Staf Khusus Presiden Johan Budi SP saat dimintai komentar soal pertemuan itu di Istana, Senin (20/6/2016).

Johan mengatakan, insiden penembakan yang menurut Kementerian Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok menyebut ada warga negaranya yang terluka akibat ditembaki itu masih dalam batas klaim sepihak. Sehingga Presiden Jokowi ingin mendapatkan informasin secar utuh baru akan bersikap.

“Jangan didefinisikan ada penembakan, jangan disimpulkan itu dulu. Tentu presiden sudah dapat laporan dari pembantunya pasti, apakah itu dari Panglima TNI, apalah itu dari Menlu, apakah itu dari Menko Polhukam, kejadian sebenarnya seperti apa.”

“Itu kan klaim kan, klaim dari pihak di sana. Tapi harus jelas dulu, benar gak itu ada peluru nyasar atau tidak. Karena itu, karena tadi yang ketemu pak Menko Polhukam dan bu Menlu, sebaiknya ditanya ke bapak dan ibu yang tadi,” kata Johan.

Kementerian Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok menyebut ada warga negaranya yang terluka akibat ditembaki kapal Angkatan Laut Indonesia. Tiongkok bersikukuh kapal nelayan itu menangkap ikan secara legal.

Dilansir dari Reuters, Senin (20/6/2016), Angkatan Laut Indonesia mengatakan telah memberi tembakan peringatan kepada kapal berbendera Tiongkok itu. Kapal itu diduga menangkap ikan secara ilegal di perairan Indonesia.

Namun begitu, seorang Juru bicara dari Angkatan Laut Indonesia menuturkan tidak ada nelayan yang terluka dalam peristiwa itu.

Versi otoritas Indonesia, penahanan kapal nelayan China ini terjadi Jumat (27/5) lalu. Saat itu, KRI Oswald Siahaan-354 yang tengah berpatroli di Natuna, melihat ada aktivitas mencurigakan di radar. Petugas mendekati lokasi mencurigakan dan menemukan kapal nelayan China Gui Bei Yu 27088.

Kapal TNI AL melakukan pengejaran terhadap kapal Gui Bei Yu itu sesuai SOP, termasuk memberikan peringatan-peringatan. Bentuk peringatan mulai dari peringatan kontak radio, peringatan melalui pengeras suara, tembakan peringatan ke udara, peringatan tembakan kanan dan kiri haluan. Namun semua peringatan tidak dipedulikan.

Malah, kapal nelayan Tiongkok itu melakukan gerakan zig-zag dan akhirnya tindakan paling keras dilakukan yaitu tembakan di anjungan. Setelah diberikan tembakan peringatan, kapal itu akhirnya menyerah. Para Anak Buah Kapal (ABK) kapal nelayan China itu pun ditangkap. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.