Jakarta, Obsessionnews.com – Istana tidak mempersoalkan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) yang baru dijabat oleh Chappy Hakim. Terpilihnya Chappy justru disambut baik, karena dianggap bisa membantu komunikasi PT Freeport dengan semua stakeholder Indonesia.
“Jadi tidak ada kami keberatan atau apa,” ujar Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik, Johan Budi SP di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/11/2016).
Menurut Johan, istana tidak ikut campur soal penentuan Chappy Hakim Presdir PT Freeport. Sebab mekanisme pemilihan menurut ketentuan yang ada berdasarkan penunjukan langsung dari para pemegang saham.
“Ini kan keputusannya keputusan korporasi, kalau liat UU nya kan pengurus ditunjuk oleh pemegang saham,” katanya.
Freeport McMoran menunjuk Chappy Hakim sebagai sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI). Chappy akan menggantikan posisi Maroef Sjamsoeddin yang mengundurkan diri beberapa waktu lalu.
Vice President (VP) Corporate Communications Freeport Indonesa Riza Pratama telah mengkonfirmasi hal tersebut. Riza menyatakan penunjukan tersebut dilakukan setelah Freeport berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia.
“Saat ini sedang dalam proses untuk memperoleh persetujuan resmi dari pemegang saham,” katanya.
Chappy Hakim bukan orang baru di Freeport. Ia sudah menjadi penasihat senior PTFI sejak Agustus 2016. Sebelumnya, ia merupakan pilot di Angkatan Udara Indonesia. Jabatan militer terakhirnya adalah sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) dengan pangkat marsekal (bintang empat).
Informasi pemilihan Chappy Hakim sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia bermula dari beredarnya Interoffice Memorandum dari President and Chief Executive Officer Freeport McMoran, Richard C. Adkerson. Dalam memo bertanggal 19 November 2016 itu, ia menyatakan, senang setelah diumumkan nama Chappy Hakim.
Dalam memo itu, Adkerson juga menuliskan beberapa prestasi Chappy Hakim. Selain memiliki karier moncer di militer, Chappy pernah menjabat sebagai Ketua Tim Nasional Evaluasi Keselamatan dan Keamanan Transportasi, anggota staf ahli Menteri Perhubungan, dan penasihat di Asosiasi Aircraft Component Kementerian Perindustrian. Lulusan Akabri Udara 1971 itu juga merupakan kolumnis dan pembicara di berbagai seminar baik nasional maupun internasional. (Has)
