Selasa, 23 April 24

Istana dan Liputan Sambil Lari-larian

Istana dan Liputan Sambil Lari-larian

Jakarta – Ada kebiasaan berbeda yang dirasakan oleh para wartawan ketika melakukan kegiatan peliputan di Istana Kepresiden. Jika sebelum Jokowi menjadi presiden setiap wartawan yang hendak meliput kegiatan presiden di Istana harus mengikuti aturan protokol dan Paspampres.

Tidak sembarangan orang harus mundar mandir bagaikan jalanan umum di pekarangan, apalagi di depan pintu masuk. Nah, kebiasaan itu telah berubah 180 derajat ketika Jokowi mulai menempati gedung yang penuh sejarah tersebut.

Belum ada yang mau mengatur sehingga para awak media dengan leluasa bergerak dari sudut satu ke sudut lainnya. Apalagi karena Jokowi tengah sibuk menyusun kabinetnya maka beberapa diantara mereka yang akan diangkat menjadi menteri dipanggil menghadap.

Yang unik adalah, ketika si calon menteri baru turun dari mobil, wartawan harus berlari-lari demi mengejar informasi dari yang bersangkutan. Terkadang pula terkecoh karena pintu masuk yang digunakan untuk menerima tamu tidak menentu. Ada yang bisa melewati pintu depan, pintu samping kiri bagian belakang, ada pula yang melewati pintu samping bagian depan.

Maka wartawan harus membelah konsentrasinya ke beberapa pintu masuk tersebut. Jika tidak mereka harus rela akan ketinggalan informasi, gambar video dan poto maupun suara (untuk insert radio).

Suasana demikian tidak berubah hingga waktu menjelang sore. Paspampres dan Biro pers pun harus turun tangan menertibkan. Satu persatu para wartawan diminta meninggalkan pekarangan istana dan seperti biasa disuruh menunggu di bioskop (ruang wartawan, itu istilah).

Wartawan lalu menunggu tentang kepastian kabinet akan diumumkan. Karena di dalam sana, Presiden Jokowi dibantu Tim Transisi sedang disibukan mengutak-atik nama-nama calon menteri.

Namun tepat pukul 19.45 WIB wartawan dari berbagai media itu baru mendengar kabar bahwa Jokowi baru akan umumkan kabinetnya pada besok hari. Ruang wartawan yang tadinya penuh pun sepi seketika.

Sejak Selasa (21/10/2014) pagi hingga sore hari, sejumlah nama dipanggil menghadap presiden. Mereka diantaranya, mantan Rektor UIN Jakarta Komarudin Hidayat, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, Yudi chrisnandi dari Partai Hanura.

Ada juga mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jeneral (Purn) TNI Ryamizard Ryacudu, mantan Kepala BIN A.M Hendropriyono serta Arya Bima (PDIP), Andi Widjajanto (PDIP), Hasto Kristiyanto (PDIP), dan Muhaimin Iskandar (PKB). (Has)

 

Related posts