Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

Idi Amin dari Penjaja Kue Hingga Jadi Diktator

Idi Amin dari Penjaja Kue Hingga Jadi Diktator
* Presiden Diktator Republik Uganda, Idi Amin (1971-1979). (Foto: grid.id)

Jakarta, Obsessionnews.com – Karier seorang figur populis yang pernah menggeluti profesi awalnya dengan pekerjaan terendah, sampai sukses menjadi presiden, tidak hanya pernah dialami oleh Ho Chi Minh, Presiden Republik Sosialis Vietnam (1945-1969), dan Lech Wałęsa Presiden Republik Polandia (1990-1995). Ho Chi Minh memulai karier sebagai seorang koki kapal uap, sedangkan Lech Walesa bermula sebagai tukang listrik.

Namun, ternyata terdapat juga figur populis, yang menggeluti profesi awalnya dengan pekerjaan terendah, hingga sukses menjadi presiden. Dia tidak lain adalah Jenderal Idi Amin (1971-1979). Sebelum akhirnya dikenal sebagai seorang diktator tatakala berkuasa di negaranya, Republik Uganda, tapi untuk sampai ke jabatan tinggi di negara penghasil kopi (coffea) terbesar di Afrika Timur itu, Idi harus tertatih-tatih memulai karier awalnya dari bawa sebagai seorang penjaja kue, dan selanjutnya menjadi asisten koki tatkala memasuki resimen KAR (King’s African Rifles) bagian dari tentara koloni Inggris.

Nama lengkapnya adalah Idi Amin Dada Oumee, dia lahir di Koboko, Uganda, distrik Nil Barat terkecil di Uganda, negeri kecil yang subur di tepi Danau Victoria, mata air sungai Nil. Ayahnya Andreas Nyabire, dari Suku Kakwa, ibunya dari Suku Lugbara, dua suku yang bertetangga. Akan tetapi, begitu Idi Amin lahir, kedua orangtanya langsung berpisah.

Idi Amin bukanlah nama aslinya. Pada tahun 1910 Ia menjadi mualaf dan mengganti namanya menjadi Idi Amin. Sang Ibu langsung memboyongnya ke koloni Suku Nubia di Lugazi kurang lebih 40 km dari Jinja, sebuah kota besar di tepi Danau Victoria, di mana banyak orang Nil Barat yang menjadi buruh perkebunan gula.

Idi Amin masuk sekolah Islam di Bombo pada tahun 1941. Ia meninggalkan bangku sekolah setelah beberapa tahun kemudian dan melakukan pekerjaan serabutan sebelum akhirnya direkrut oleh dinas militer Inggris. Karier Idi Amin di dinas militer dimulai dari dapur. Ketika beranjak remaja sekitar tahun 1943-1949, Idi Amin masuk resimen KAR bagian dari tentara koloni Inggris sebagai asisten koki, setelah sebelumnya menjadi penjaja kue. Dalam Perang Dunia II (1939-1945) Idi Amin ditugaskan ke Burma. Kemudian Ia ikut memadamkan pemberontakan pribumi Uganda yang berpangkat perwira.

David Martin dalam bukunya ‘General Amin’ mengatakan, “Amin itu jenis prajurit yang disukai oleh Perwira Inggris : bertubuh besar dan tidak berpendidikan. Menurut teori mereka, orang semacam ini lebih taat pada atasan dan lebih berani di medan pertempuran.” Yang jelas, Idi Amin secara fisik cukup bagus. Ia tidak hanya pemain rugby tetapi juara tinju kelas berat Uganda 1951-1960. Bisa dimengerti jika karier Idi Amin di kemiliteran cukup pesat, lebih-lebih karena Ia akhirnya dekat dengan pusat kekuasaan pada masa Perdana Menteri Uganda, Milton Obote (1962-1966).

Idi Amin nyaris dibawa ke pengadilan lantaran dituduh terlibat dalam pembantaian terhadap Suku Turkana di Kenya Barat Laut pada awal tahun 1962. Namun akhirnya Dia diselamatkan oleh Perdana Menteri Obote. Akan tetapi Idi Amin tidak mempedulikan jasa Obote tersebut, pasalnya Perdana Menteri Obote dikudeta Idi Amin. Hal ini terjadi saat Perdana Menteri Obote menghadiri konfrensi persemakmuran di Singapura, 25 Januari 1971. Obote akhirnya tidak bisa pulang ke Kampala, Uganda, dan harus menyelamatkan diri ke Darussalam, ibu kota Republik Bersatu Tanzania, negara sahabatnya, Presiden Julius Kambarage Nyerere (1964-1985).

Kudeta ini dilatarbelakangi perseteruan antara Idi Amin dan Perdana Menteri Obote, di mana Perdana Menteri Obote menduga Idi Amin menyelewengkan anggaran angkatan bersenjata. Idi Amin yang yakin bakal ditangkap Perdana Menteri Obote, lantas bergerak cepat dan melakukan kudeta saat Perdana Menteri Obote sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Singapura.  Persahabatan kedua petinggi Uganda ini lantas bubar, karena perbedaan kepentingan. Padahal Sebelum Uganda merdeka, Idi Amin memang sudah berkawan dekat dengan Perdana Menteri Obote. Keduanya bekerja sama menyelundupkan emas, kayu, dan gading dari Kongo.

Dua hari kemudian Idi Amin membebaskan lima puluh orang tahanan politik yang ditahan Obote tanpa alasan yang jelas sejak 1966. Ia juga melarang rapat umum dan kampanye politik. Pemilu dijanjikannya paling tidak lima tahun kemudian. Ironisnya, dia menyatakan zaman kekejaman sudah berakhir dan mengajak rakyatnya menuju zaman persahabatan tanpa permusuhan. Rupanya kebijakan Idi Amin itu hanya ilusi politik semata, di mana dicap sebagai negara tanpa hukum.

Begitu setelah empat tahun berkuasa, Idi Amin telah mengubah kehidupan Uganda yang buruk. Dulu negeri Uganda pengekspor teh dan kopi, namun karena sistem administrasi dan transportasi yang buruk, ratusan karung kopi teronggok di gudang menunggu diekspor, semetara puluhan ribu ton diselundupkan ke Kenya. Uganda dulunya sebagai salah satu negeri tersubur di Afrika, kini hasil pertanian begitu langkanya sampai penduduk kota menanam tebu dan pisang. Sabun, gula, dan gandum diperlakukan seperti emas, karena saking langkanya. Sementara di pedesaan hasil panen begitu melimpah, penduduk kota tidak dapat menikmati hasilnya. 

Kekuasaan Idi Amin rupanya tidak awet pada beberapa periode pemerintahan selanjutnya, karena pada bulan April 1979, Ia berhasil digulingkan oleh tentara nasionalis Uganda yang dibantu Tanzania. Sebelumnya Idi Amin dengan bantuan Libya mencoba menyerang Kagera, provinsi utara Tanzania. Idi Amin akhirnya terbang mengungsi ke Libya yang kemudian meminta suaka ke Jeddah, Arab Saudi serta menetap di sana. Pengasingan Idi Amin di Jeddah, Arab Saudi menandai tamatnya karir politik penjaja kue ini untuk selamanya-lamanya. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.