Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding rezim Tel Aviv melakukan “teror negara” dan “genosida.”
“Israel melancarkan teror negara. Israel adalah negara teror,” kata Erdogan berbicara kepada mahasiswa Turki di London melalui pidato yang disiarkan televisi.
“Apa yang telah dilakukan Israel adalah genosida. Saya mengutuk drama kemanusiaan ini, genosida, dari pihak mana pun itu datangnya, Israel atau Amerika,” tambahnya.
Turki juga menyerukan pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang akan diselenggarakan Jumat.
Perlawanan Terus Berkobar
Sumber-sumber media Palestina mengabarkan, menyusul pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Al Quds, bentrokan antara aparat keamanan rezim Zionis Israel dengan warga Palestina terus berlanjut di beberapa titik kota Al Quds, Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Pemerintah Amerika, Senin (15/5/2018) di tengah kebungkaman lembaga-lembaga pembela hak asasi manusia dan PBB, memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis.
Mereaksi langkah Amerika itu, warga Palestina di Al Quds, Tepi Barat dan Jalur Gaza menggelar protes sejak kemarin, Senin (15/5/2018) dan dibalas dengan peluru tajam para penembak jitu Israel yang ditempatkan di perbatasan Jalur Gaza.
Stasiun televisi Al Mayadeen mengumumkan, jumlah warga Palestina yang gugur di Jalur Gaza mencapai 58 orang dan yang terluka 2.771 orang.
Seorang bayi Palestina juga dikabarkan gugur syahid akibat menghirup gas air mata yang disemprotkan polisi Israel di Gaza.
TV Alalam melaporkan, dalam bentrokan dengan militer Israel, warga Palestina membakar sebuah menara pengawas aparat keamanan Israel di dekat distrik Azzun, timur Qalqilya, Tepi Barat.
Sementara itu, militer Israel menangkap dua pemuda Palestina di kamp pengungsian Aida, utara kota Al Quds dan dua tahanan yang sudah dibebaskan di utara Nablus. (ParsToday)