
Jakarta, Obsessionnews – Ahok, sapaan akrab Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, merasa terganggu dengan beredarnya kegiatan yang mengatasnamakan relawan Teman Ahok di media sosial. Ia telah menyebar intel untuk melacak pembuat kegiatan palsu tersebut.
“Itu bukan dari Teman Ahok resmi. Saya enggak tahu (siapa yang bikin), kita sedang suruh intel periksa,” kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta kepada wartawan, Kamis (28/4/2016).
Kegiatan yang dimaksud Ahok adalah ajakan menghadiri kampanye “Gerakan Damai Sejuta Umat Dukung Ahok” di bundaran Hotel Indonesia (HI), Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu, 5 Juni 2016. Lokasi itu merupakan lokasi car free day (CFD).
Ahok melarang siapapun menghadiri acara tersebut. Mantan Bupati Belitung Timur ini juga melarang menyumbangkan dana dalam kampanye tersebut.
“Jangan ada yang ikut kampanye di CFD dan sumbang seperti ini. Tidak benar. Bukan dari Teman Ahok,” kicau Ahok di akun Twitternya, @basuki_btp, Kamis (28/4.
Selain mencatut nama Teman Ahok, dalam undangan tersebut juga disebutkan penggalangan dana dapat ditansfer ke rekening sebuah bank, yakni BCA.
Sebelumnya Teman Ahok mengklarifikasi tidak pernah terlibat dalam acara tersebut, dan tidak mengenal koordinator acara tersebut. “Kami mengingatkan kepada teman-teman agar selalu berhati-hati terhadap pihak yang mengatasnamakan Teman Ahok untuk kepentingan tertentu,” kata Teman Ahok dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/4).
Teman Ahok menolak acara tersebut karena beberapa alasan. Pertama, acara itu menggunakan lokasi CFD yang mana penggunaannya telah diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub), dan peruntukannya bukan untuk penggunaan kampanye atau penggalangan massa.
Hal ini merujuk pada Pergub Nomor 119 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor. Dan Surat Keputusan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nomor 380 Tahun 2012 Tentang Penetapan Lokasi, Jadwal, dan Tata Cara Pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Jakarta, bahwa kegiatan CFD tidak boleh digunakan untuk untuk aktivitas politik.
Kedua, acara tersebut meminta donasi yang ditransfer ke rekening. “Donasi dalam bentuk uang bertentangan dengan prinsip kami. Selain itu penggalangan donasi rentan dengan penyalahgunaan terutama jika tidak disertai mekanisme transparansi,” tutur Teman Ahok.
Ketiga, konsentrasi massa bukan cara Teman Ahok menyampaikan pesan. Dalam menyampaikan pesan Teman Ahok selalu mengedepankan kampanye positif dan kreatif.
Teman Ahok mengutuk keras adanya fitnah yang mengatasnamakan Amalia Ayuningtyas, juru bicara Teman Ahok, dalam penyebaran broadcast message undangan gerakan tersebut.
Teman Ahok mengingatkan Ahok lebih memilih warga yang menaati aturan meski tak mendukungnya, ketimbang orang mendukungnya tapi melanggar aturan.
“Saat ini memang banyak ditemukan upaya-upaya penggembosan Teman Ahok dan relawan-relawan Teman Ahok dengan membuat seolah-olah gerakan Teman Ahok maupun pendukung Ahok melanggar hukum dan aturan. Bahkan membuat konten-konten kampanye provokatif dan destruktif dengan mengatasnamakan Teman Ahok maupun pendukung Ahok,” ujar Teman Ahok.
Seperti diketahui Ahok menggandeng Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Heru Budi Hartono sebagai wakilnya di Pilkada DKI Jakarta 2017. Duet Ahok-Heru dideklarasikan pada Senin (7/3) lalu. Untuk itu Ahok-Heru membutuhkan dukungan sejuta KTP.
Gerakan penggalangan sejuta KTP dilakukan oleh Teman Ahok sejak Jumat (11/3). Hingga Rabu (27/4) Teman Ahok telah mengumpulkan 703.368 KTP. Meskipun perolehan KTP ini melampui persyaratan minimum dari KPU, Teman Ahok tetap bekerja mengumpulkan sejuta KTP sesuai target awal. Alasannya apabila ada KTP yang diverifikasi KPUD DKI dan dianggap tak memenuhi syarat, masih ada stok. (arh, @arif_rhakim)
Baca Juga:
Ahok Larang Kampanye ‘Sejuta Umat Dukung Ahok’ di CFD
Yusuf Mansur: Ahok Kudu Nunduk Sama Saya
Teman Ahok Klarifikasi Tak Terlibat ‘Aksi Sejuta Umat Dukung Ahok’
Inilah Meme-meme Beken Habiburokhman Akan Terjun dari Monas
Habiburokhman Minta Jangan Dibully Terus
Penonton Kecewa, Habiburokhman Batal Terjun dari Monas