Jumat, 26 April 24

Ini Profil Pahlawan Nasional pada Uang Rupiah Terbaru

Ini Profil Pahlawan Nasional pada Uang Rupiah Terbaru

Obsessionnews – Bank Indonesia (BI) atau nama lain pada masa Hindia Belanda, De Javasche Bank,  ini telah mengeluarkan uang pecahan baru sesuai Undang-Undang nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang (UU Mata Uang), yakni rupiah merupakan salah satu alat bertransaksi yang sah di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 12 sosok pahlawan ini dipilih dari 147 tokoh pahlawan yang diajukan oleh seluruh kantor BI di Indonesia, setelah terkumpul BI melakukan penyeleksian dengan melakukan konsultasi dengan beberapa peran penting didalamnya, seperti pemerintah, sejarawan, dan akademisi. Dan uang rupiah yang baru ini merupakan salah satu kaleidoskop 2016 yang paling banyak menarik perhatian publik.

“Tadi ketika ditanyakan kepada Bapak Presiden apakah prosesnya, konsultasi pemerintah. BI melakukan pembahasan, FGD (forum group discussion), baik dengan sejarawan, akademisi, pemerintah daerah, Menteri Keuangan, dan Menteri Sosial,” kata Gubernur BI, Agus Martowardojo, usai peluncuran uang di Gedung BI Jakarta, Senin (19/12).

Seperti diketahui, 12 gambar pahlawan yang tercantum pada 11 mata uang rupiah TE 2016 ini memiliki makna, lalu siapakah 12 pahlawan tersebut?

1. Pahlawan Nasional Dr. (H.C.) Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta
Di pecahan Rp 100.000 (seratus ribu rupiah) terdapat Drs. Mohammad Hatta yang lahir dengan nama Mohammad Athar. Ia akrab dengan Bung Hatta. Pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat pada 12 Agustus 1902 dan meninggal di Jakarta pada 14 Maret 1980 ini merupakan pejuang, negararan, ekonom dan juga Wakil Presden Indonesia yang pertama.

Sementara pada bagian depan Rupiah kertas NKRI tercantum Koesno Sosrodihardjo atau akrab dengan Soekarno. Ia lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta pada 21 Juni 1970 (saat berusia 69). Pria ini merupakan pahlawan yang berperan penting dalam memerdekakan Indonesia dari jajahan belanda, Soekarno menjabat Presiden pada periode 1945-1966.

2. Pahlawan Nasional Ir. H. Djuanda Kartawidjaja
Sebagai gambar pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp 50.000 (lima puluh ribu rupiah) Ir. Raden Haji Djoeanda Kartawidjaja merupakan pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat pada 14 Januari 1911 dan meninggal di Jakarta pada 7 November 1963 atau saat berumur 52 tahun. Ia adalah Perdana Menteri Indonesia ke-10 atau yang terakhir dengan periode jabatan dari 9 April 1957 hingga 9 Juli 1959. Setelah itu ia menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja I.

3. Pahlawan Nasional Dr. G.S.S.J. Ratulangi
Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi tercantum pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp 20.000 (dua puluh ribu rupiah), ia lebih dikenal dengan nama Sam Ratulangi. Lahir di Tondano Sulawesi Utara pada 5 November 1890, ia besar menjadi seorang aktivis kemerdekaan Indonesia dari Sulawesi Utara, bahkan pahlawan satu ini juga sering disebut sebagai tokoh multidimensional. Ia meninggal di Jakarta pada 30 Juni 1949.

4. Pahlawan Nasional Frans Kaisiepo
Frans Kaisiepo tercantum pada bagian depan Rupiah kertas dengan pecahan Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah). Ia merupakan pria kelahiran Wardo, Biak, Papua, pada 10 Oktober 1921 dan meninggal di Jayapura, Papua, pada 10 April 1979 (diusia 57 tahun). Ia adalah pahlawan nasional Indonesia dari Papua, pria ini terlibat dalam Konferensi Malino tahun 1946 yang membicarakan mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Ia mengusulkan nama Irian, kata dalam bahasa Biak yang berarti beruap.

5. Pahlawan Nasional Dr. K.H. Idham Chalid
Di pecahan Rp 5.000 (lima ribu rupiah) tecantum Dr. KH. Idham Chalid. Pria ini merupakan kelahiran Satui, Kalimantan Selatan pada 27 Agustus 1921 dan meninggal di Jakarta pada 11 Juli 2010 (diusia 88 tahun). Ia adalah politisi Indonesia yang berpengaruh pada masanya, yang pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda, ia juga juga pernah menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-4

6. Pahlawan Nasional Mohammad Hoesni Thamrin
Dalam gambar pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp 2.000 (dua ribu rupiah) tergambar Mohammad Husni Thamrin, pria ini lahir di Jakarta pada 16 Februari 1894 dan meninggal di Jakarta pada 11 Januari 1941 (diusia 46 tahun). Ia adalah seorang politisi era Hindia Belanda yang kemudian dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia.

7. Pahlawan Nasional Tjut Meutia
Tjut Meutia merupakan perempuan kelahiran Keureutoe, Pirak, Aceh Utara pada tahun 1870. Ia meninggal di Alue Kurieng, Aceh, pada 24 Oktober 1910. Ia awalnya melakukan perlawanan terhadap Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad atau Teuku Tjik Tunong dan bersama sisa-sisa pasukannya. Ia menyerang dan merampas pos-pos kolonial sambil bergerak menuju Gayo melewati hutan belantara. Pahlawan ini tercantum gambar pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp1.000,00 (seribu rupiah)

8. Pahlawan Nasional Mr. I Gusti Ketut Pudja
I Gusti Ketut Pudja merupakan pria kelahiran Bali, 19 Mei 1908, ia meninggal di Jakarta, 4 Mei 1977 pada umur 68 tahun. Pria ini ikut serta dalam perumusan negara Indonesia melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mewakili Sunda Kecil (saat ini Bali dan Nusa Tenggara) dan menjadi Gubernur Sunda Kecil pertama. Ia tergambar pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp1.000,00 (seribu rupiah)

9. Pahlawan Nasional Letnan Jenderal TNI (Purn) Tahi Bonar Simatupang
Tahi Bonar Simatupang atau yang lebih dikenal dengan nama T.B. Simatupang lahir di Sidikalang, Sumatera Utara, 28 Januari 1920 dan meninggal di Jakarta, 1 Januari 1990 pada umur 69 tahun. Ia adalah seorang tokoh militer dan Gereja di Indonesia, ia pernah ditunjuk Presiden Soekarno sebagai Kepala Staf Angkatan Perang Republik Indonesia (KASAP). T.B Simatupang tergambar pada bagian depan Rupiah logam NKRI dengan pecahan Rp 500 (lima ratus rupiah)

10. Pahlawan Nasional Dr. Tjiptomangunkusumo
Tjipto Mangoenkoesoemo merupakan pahlawan yang lahir di Pecangaan, Jepara, Jawa Tengah, 1886 – meninggal di Jakarta, 8 Maret 1943. Ia adalah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, bersama dengan Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara ia dikenal sebagai “Tiga Serangkai” yang banyak menyebarluaskan ide pemerintahan sendiri dan kritis terhadap pemerintahan penjajahan Hindia Belanda. Tak hanya itu ia adalah tokoh dalam Indische Partij, atau suatu organisasi politik yang pertama kali mencetuskan ide pemerintahan sendiri di tangan penduduk setempat, bukan oleh Belanda. Ia tercantum pada gambar bagian depan Rupiah logam NKRI dengan pecahan Rp 200 (dua ratus rupiah)

11. Pahlawan Nasional Prof. Dr. Ir. Herman Johanes
Herman Johannes lahir di Rote, NTT, 28 Mei 1912, sebagai gambar pada bagian depan Rupiah logam NKRI dengan pecahan Rp 100 (seratus rupiah) ia merupakan Ia adalah cendekiawan, politikus, ilmuwan Indonesia, guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia pernah menjabat Rektor UGM (1961-1966), Koordinator Perguruan Tinggi (Koperti) tahun 1966-1979, anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) RI (1968-1978), dan Menteri Pekerjaan Umum ke-7 (1950-1951). Ia menghembuskan nafas terakhirnya di Yogyakarta, 17 Oktober 1992 pada umur 80 tahun. (Aprilia Rahapit)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.