Selasa, 23 April 24

Ini Pernyataan MUI Soal Aksi 287

Jakarta, Obsessionnews.com – Setelah mencermati perkembangan terkini tentang dikait-kaitkannya Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan rencana aksi 287 untuk menolak Perppu No.2 tahun 2017 tentang Ormas oleh elemen masyarakat di antaranya Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF), maka MUI dengan ini menyampaikan klarifikasi dan himbauannya.

Tidak ada hubungan apapun baik politik maupun struktural antara MUI dengan aksi atau gerakan massa manapun, termasuk GNPF yang menolak Perppu No.2 Tahun 2017 tentang Ormas.

“Sikap MUI sangat jelas, bahwa publik tidak perlu khawatir terhadap Perppu tersebut
selama Ormas atau lembaganya komitmen dan konsisten terhadap Pancasila dan NKRI,” tulis Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Masduki Baidlowi dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (28/7/2017).

MUI berkeberatan terhadap gerakan atau institusi yang melakukan labelisasi atau asosiasi institusi MUI ke dalam aksi atau kegiatannya secara tidak sah dan di luar pengetahuan MUI.”Perilaku tersebut bisa berpotensi menciptakan adu domba antara ulama, umara, serta umat, dan menciptakan disharmoni kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelasnya.

Dia menambahkan, GNPF bukanlah organ atau lembaga yang berada di dalam naungan MUI. Namun, sebagai konsekuensi dari demokrasi. “Silakan GNPF menyatakan sikap dan pendapatnya sendiri terhadap hal apa pun dengan tanpa melabelisasi dan mengasosiasikannya dengan institusi MUI, apalagi di luar sepengetahuan MUl,” kata Masduki.

MUI menghimbau kepada GNPF dan juga elemen masyarakat lainnya agar dalam mencari solusi keumatan hendaknya lebih mengedepankan dialog dan musyawarah terlebih dahulu dari pada mengerahkan massa di jalan.

MUI mengingatkan kepada publik bahwa hanya MUI yang memiliki otoritas menerbitkan
dan menyosialisasikan fatwanya. “MUI tidak masuk dalam ranah upaya pengawalan fatwa ditingkat massa,” terangnya.

Oleh Karenanya, MUI meminta agar GNPF tidak terus membawa-bawa fatwa MUI dan memperluasnya ke arah politik yang sensitif dan berpotensi mengadu dornba antara
ulama, umara, dan umat. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.