Selasa, 26 September 23

Ini Kelemahan Struktural Industri Nasional

Ini Kelemahan Struktural Industri Nasional

Imar
Jakarta-Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian Sudirman M. Rusdi mengatakan, kelemahan struktural industri nasional disebabkan oleh ketergantungan yang sangat besar pada impor bahan baku dan produk antara.

Padahal, bahan baku tersebut mampu disupplai sendiri oleh Indonesia, bahkan diolah sampai menjadi produk jadi dan siap dipasok memenuhi kebutuhan pasar luar negeri.

“Kelemahan manajerial dan struktur pembiayaan yang sangat mengandalkan pada utang, lemahnya peningkatan kemampuan keahlian dan teknologi serta tidak berkembangnya kegiatan Research & Development (R & D) turut menjadi andil dalam kelemahan struktur industri nasional,”kata Sudirman dalam acara Focus Group Discussion Kadin yang digelar dalam rangka penyusunan platform kebijakan industri nasional di Jakarta, Rabu (19/6/2013).

Menurut Sudirman, dengan posisi ketergantungan yang sangat besar terhadap impor dan hutang luar negeri, maka ketika krisis terjadi, ekonomi Indonesia bisa menjadi ikut rentan. Padahal, kata dia, pengembangan industri yang didasarkan atas pengelolaan potensi SDA dari hulu sampai hilir dapat memberi nilai tambah yang sangat tinggi, sehingga akan mampu mendorong meningkatnya kemakmuran rakyat.

“Pembangunan industri hulu akan sangat meningkatkan daya saing industri hilirnya, yang nilai ekonominya bisa berkali-kali lipat dari nilai ekonomi industri hulunya. Multiplier effect dari pembangunan industri hulu akan menciptakan lapangan kerja yang besar, meningkatkan ekspor dan GDP yang tidak ada batasnya sebagai indikator kemakmuran sebuah bangsa,” Jelas Sudirman.

Kadin menilai, semua permasalahan industri yang dihadapi saat ini bersumber dari kebijakan pengembangan industri di masa lalu yang tidak berada dalam kerangka yang jelas dan menyeluruh. Sehingga program pengembangan industri belum terkoordinasi dengan baik dan sinergis.

Meski demikian, kata Sudirman, Kadin mengharapkan agar pengembangan sektor industri ke depan, mampu Meningkatkan penerimaan negara (pajak/non-pajak), meningkatkan lapangan kerja, meningkatkan perolehan/penghematan devisa, dan menumbuh kembangkan pengusaha nasional.

“Kita juga sangat mengharapkan agar industri nasional bisa menghasilkan produk yang berdaya saing sehingga bisa diserap oleh pasar domestik dan siap ekspor sehingga mampu bersaing di pasar global,” pungkas dia.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.