Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

Ini Bunyi Surat PIA Untuk Presiden Jokowi

Ini Bunyi Surat PIA Untuk Presiden Jokowi

Jakarta, Obsessionnews – Bertempat di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta, Senin (12/10), 150 orang Perempuan Indonesia Antikorupsi sepakat membuat surat untuk Presiden Jokowi terkait Permintaan Perempuan Indonesia Untuk Hentikan Kriminalisasi terhadap Bambang Widjojanto.

Ini bunyi surat selengkapnya:

Kepada Yth.
Presiden Republik Indonesia
Ir. Joko Widodo
Di Tempat

Hal: Permintaan Perempuan Indonesia Untuk Hentikan Kriminalisasi terhadap Bambang Widjojanto
Dengan Hormat,

Bapak Presiden Joko Widodo yang terhormat, kami berdoa agar Bapak sehat dan berbahagia selalu. Karena dengan keadaan fisik yang sehat, kami berharap Bapak bisa memimpin Bangsa Indonesia dengan lebih baik lagi. Melalui surat ini kami ingin menyampaikan pernyataan sikap kami sebagai Komunitas Perempuan Indonesia Anti Korupsi terkait kriminalisasi yang dihadapi oleh Komisioner KPK Non-Aktif, Bambang Widjojanto.

Kami merasa bahwa apa yang terjadi kepada Saudara kami, Bambang Widjojanto adalah sebuah perbuatan yang menyakitkan hati. Seorang Komisioner KPK yang dicintai publik, tapi dibenci oleh koruptor, kini harus menghadapi proses hukum yang seolah-olah dipaksakan. Ini berarti tidak ada jaminan keamanan bagi kami dari tindak-tindak kriminalisasi dan kesewenang-wenangan aparat penegak hukum, karena jika seseorang seperti saudara kami Bambang Widjojanto saja bisa dikriminalisasi, bagaimana dengan kami yang hanya rakyat biasa?

Bapak Presiden Joko Widodo yang terhormat, tentulah Bapak sudah menimbang dengan bijaksana seluruh keputusan yang Bapak keluarkan terkait hal ini, namun izinkanlah kami menyampaikan masukan dan titipan doa untuk anak dan cucu kami kelak. Jika kemudian kriminalisasi terhadap saudara kami, Bambang Widjojanto tidak juga dihentikan, kami khawatir anak dan cucu kami kelak tidak akan mengenal Indonesia yang bebas dari korupsi. Betapa tidak, seorang tokoh pemberantasan korupsi yang di pundaknya kami titipkan harapan membasmi perilaku korup para koruptor, justru dibuat tak berdaya karena tuduhan yang tak berdasar.

Bapak Presiden Joko Widodo yang kami hormati, apa yang menimpa saudara kami, Bambang Widjojanto, pernah pula menimpa saudara Chandra M. Hamzah dan Bibit Samad Riyanto. Keduanya adalah Komisioner KPK ketika kriminalisasi juga menjerat mereka, namun tak perlu waktu lama bagi saudara Chandra M. Hamzah dan Bibit Samad Riyanto kembali lagi memimpin KPK setelah deponeering demi kepentingan umum.

Bapak Presiden Joko Widodo, apakah upaya pemberantasan korupsi bukan termasuk kepentingan umum? Apakah anak dan cucu kami tidak berhak menikmati Indonesia yang bebas korupsi? Apakah kami tidak boleh bersedih ketika saudara kami diperlakukan dengan seenaknya ketika ditangkap, dan ketika tuduhan-tuduhan tak berdasar diarahkan kepadanya? Ibu Pertiwi pun patut bersedih, ketika salah satu putra terbaiknya diperlakukan dengan tidak adil, bahkan tanpa ada dukungan dari negara, yang seharusnya melindungi warganya, dan turut memperkuat upaya pemberantasan korupsi.

Apa yang terjadi kini, membuat kami khawatir dengan anak-anak kami. Jawaban apa yang harus kami berikan kepada mereka ketika mereka bertanya, mengapa orang baik justru dikriminalisasi di bumi pertiwi? Bagaimana jika suatu saat anak kami lebih ingin menjadi koruptor karena tahu mereka akan hidup enak, dibandingkan menjadi pejuang anti korupsi ketika yang berjuang melawan korupsi tidak dapat dilindungi?

Bapak Presiden Joko Widodo yang terhormat, kami harap Bapak selalu dalam keadaan sehat, sehingga tonggak tertinggi pemberantasan korupsi tetap bisa Bapak emban terus dengan amanah. Untuk itu Bapak Presiden Joko Widodo, izinkanlah kami meminta kepada Bapak untuk dapat mempertimbangkan penghentian perkara hukum atas nama saudara kami, Bambang Widjojanto. Karena dengan melakukan itu, Bapak Presiden akan memberikan harapan baru bukan saja bagi upaya pemberantasan korupsi, tapi juga bagi kami rakyat awam, untuk sekali lagi bisa percaya, bahwa Indonesia yang bebas korupsi, adalah mungkin.

Demi anak, demi cucu, dan demi Bangsa Indonesia kita.

Hormat Kami,
Perempuan Indonesia Antikorupsi

 

1.Tri Mumpuni – Profesional – Jakarta
2.Nur Amalia, SH, MDM – Pengacara Publik – Jakarta
3.Anis Hidayah – Direktur Eksekutif Migran Care – Jakarta
4.Sely Martini – Anggota Badan Pekerja ICW – Bandung
5.Inggita Notosusanto – Ibu Rumah Tangga- Jakarta
6.Aulia Wijiasih – WG ESD Indonesia – Jakarta
7.Sita Aripurnami – Peneliti – Jakarta
8. Judhi Kristantini – Konsultan – Tangerang
9. Illian Deta Arta Sari – Mahasiswa – Melbourne
10. Devi Suryani A – Manager Program Pendidikan – Jakarta
11. Meissy Sabardiah – Peneliti – Jakarta
12. Titi Anggraini Mashudi – Direkrut Eksekutif Perludem – Tangerang Selatan
13. Bunga Manggiasih – Pekerja Swasta – Jakarta
14. Nida Zidny Paradhisa – Aktivis – Jakarta
15. Shinto Nugroho – Government Relation – Jakarta
16. Yeni Rosa Damayanti – Aktivis – Jakarta
17. Nurul Almy Hafild – Aktivis – Jakarta
18. Valentina Dwisasanti – Aktivis Lingkungan Hidup – Jakarta
19. Arimbi Heroepoetri – Aktivis HAM – Jakarta
20. Hana A. Satriyo – Aktivis Perempuan- Jakarta
21. Erny Murniasih – Program Development – Jakarta
22. Galuh Pangestu – Communication specialist – Jakarta
23. Livia Iskandar – Social Entrepreneur – Jakarta
24. Woro Supartinah – Aktivis Lingkungan – Riau
25. Dwi Rahardiani – Konsultan – Jakarta
26. Mariati Djamianto – Self Employed – Jakarta
27. Donda Lucia Yuniar Hutagalung – Pengusaha – Jakarta
28. Aryani Murcahyani – Arsitek – Bandung
29. Marintan Sirait – Seniman – Bandung
30. Dwi Retnastuti – Aktivis lingkungan – Bandung
31. Dyah Widiastuti – Policy Planner – Jakarta
32. Nong Darol Mahmada – Aktivis – Jakarta
33. Mila Nuh – Konsultan – Tangerang
34. Paramita Iswari – Aktivis – Jakarta
35. Halimah Tusadiah – Aktivis – Jakarta
36. Rahimah Abdulrahim – Direktur Eksekutif The Habibie Center – Jakarta
37. Sulistiyani – Pengusaha – Jogjakarta
38. Debra Yatim – Editor – Jakarta
39. Anik Wusari – Aktivis – Jakarta
40. Melly Setyawati – Peneliti – Jakarta
41. Catharina Widyasrini – Pengusaha – Tangerang Selatan
42. Mardiyah Chamim – Jurnalis – Jakarta
43. Christine Susanna Tjhin – Peneliti – Jakarta
44. Evie Permata Sari – Konselor- Tangerang
45. Gita Putri Damayana – Mahasiswa – Seattle
46. Indria Fernida Alphasonny – Program Coordinator – Jakarta
47. Galuh Wandita – Aktivis – Denpasar
48. Olga Lydia – Seniman – Jakarta
49. Indry Oktaviani – Aktivis – Jakarta
50. Leony Aurora – Communication Manager – Jakarta
51. Wasingatu Zakiyah – Direktur IDEA – Jogyakarta
52. Gita Syahrani – Pengacara – Jakarta
53. Natalia Warat – Aktivis – Jakarta
54. Dayu Nirma Amurwati – Dosen – Tangerang
55. Mangisi Irene M. Pangaribuan – Aktivis – Jakarta
56. Yanti Nisro Corbett – Peneliti – Jakarta
57. Komang Aryanti – Aktivis – Jakarta
58. Taty Apriliyani – Aktivis – Tangerang
59. Sita Supomo – Konsultan/Ibu Rumah Tangga – Jakarta
60. Hening Purwati Parlan – Aktivis – Jakarta
61. Nabiha Shahab – Aktivis Lingkungan – Jakarta
62. Esti Utami – Aktivis – Jakarta
63. Tini Hadad – Aktivis Perempuan – Jakarta
64. Misiyah – Aktivis – Jakarta
65. Indira Prabandhari – CEO Astana – Jakarta
66. Lia Endiani – Media Specialist – Bandung
67. Josi Khatarina – Peneliti – Jakarta
68. Purwani Diyah Prabandari – Media Production – Jakarta
69. Sari wardani – Aktivis – Jakarta
70. Damairia Pakpahan – Aktivis Perempuan – Jogjakarta
71. Ririn Sefani – Konsultan – Jakarta
72. Etit Gartiah – Pegawai Swasta – Bandung
73. Nisa Rizkiah – Content Writer – Bandung
74. Merisa Dyba – Makeup Artist – Bandung
75. Farah Sofa – PNS – Jakarta
76. Lusi Herlina – Aktivis LSM – Jakarta
77. Zul Haeroni – Profesional – Mataram NTB
78. Endang Suyatin – karyawan swasta – Depok
79. Katarina Floranza – Ibu Rumah Tangga – Kupang
80. Carolina Martha – Legal Reformer – Jakarta
81. Risniati Soewandyo – Karyawan Swasta – Tangerang Selatan
82. Warniati – Karyawan Swasta – Mataram
83. Sinta Savitri – Hakim – Mataram
84. Maya D. Sukmantara – Pengusaha – Mataram
85. Masnawati – Karyawan Swasta – Mataram
86. Margareta Artanti – Mahasiswa – Canberra
87. Utami Gozali – Pensiunan – Colchester
88. Fira Mubayyinah – Dosen – Sidoarjo
89. Rondang Delima – Buruh LSM – Tangerang Selatan
90. Rike Setiawati – Personal Trainer – Bandung
91. Susanti Ramba – Pengusaha – Bandung
92. Nurul Widyaningrum – Mahasiswa – Albany, New York
93. Karina Waksman – Ibu Rumah Tangga – Bandung
94. Wahidah Suaib Wittoeng – Election Advisor – Jakarta
95. Ramalis Sobandi – Arsitek – Bandung
96. Fahriatul Amanda – Pekerja Sosial – Sumbawa Besar
97. Amalia Ahmad – Produser TV – Jakarta
98. Cut Marini Dara Cora – Dosen – Banda Aceh
99. Myrna A. Safitry – Dosen – Depok
100. Wahidah Rustam – Aktivis – Jakarta
101. Permata Andhika Rahardja – Body Movement Specialist – Bandung
102. Prayekti Murharjanti – Mahasiswa – Sydney
103. Nurhastuty K. – Mahasiswa – Queensland
104. Maria Anggraini – Seniman – Jakarta
105. Gudrun Suharto – Etnolog – Jakarta
106. Sri Hariani – Finance Manager – Bekasi
107. Suli H. Murwani – Penulis – Jakarta
108. Meita Darussalam – Ibu Rumah Tangga – Jakarta
109. Ifa H. Misbach – Dosen – Bandung
110. Srisetiowati Seiful – Praktisi Pengembangan Pendidikan – Tangerang
111. Betti Alisjahbana – Konsultan Manajemen dan Kepemimpinan – Jakarta
112. Amalia – Ibu Rumah Tangga – Bandung
113. Susy Aisyah Nataliawati – Peneliti Kejepangan dan Perkotaan – Jakarta
114. Diana Iskandar – Konsultan Teknik Lingkungan – Jakarta
115. Sri Bimastuti Abimanju – Arsitek – Jakarta
116. Afrianti Wulandari Tanti – Dosen – Tangerang Selatan
117. Nur – Aktivis LBH– Pangkal Pinang
118. Septaria Elidalni Bangun – Aktivis Pemberdayaan Masyarakat – Bekasi
119. Elvirina – Karyawati – Jakarta
120. Lelyana Santosa-Advokat-Jakarta
121. Anita Wahid- Aktivis- Jakarta
122. Smita Notosusanto- profesional- Jakarta
123. Grace Natalie – Profesional – Jakarta
124. Siti Munawiroh – Guru-Jawa Timur
125. Hernawati – Guru- Jawa Timur
126. Ayu Rachmaningtyas – Aktivis – Jakarta
127. Asri Tri Undari – Aktivis – Solo
128. Bella Lizawana – Banker – Surabaya
129. Inayatul Wahidyah – Psikolog – Jawa Timur
130. Irene Silvia – Banker – Jakarta
131. Dian Kartika Dewi – Karyawati – Surabaya
132. Ratna Tyas – Karyawati – Jakarta
133. Almas Ghalya Putri – Aktivis – Jakarta
134. Rina Febrina Sari – Guru- Jakarta
135. Almira Elyan – Karyawati – Jawa Timur
136. Maynita Greceh Locok – Karyawati – Balikpapan
137. Igsana Cyntia – Dokter – Jawa Timur
138. Elita Barbara – Dokter – Jogjakarta
139. Rosalian Anisakh – Guru – Jawa Timur
140. Cie Yusella – Aktivis – Depok
141. Aisy Ilfiyah – Aktivis – Jakarta
142. Desak Putu Sinta – Mahasiswa – Jakarta
143. Dian Amelia – Ibu Rumah Tangga – Surabaya
144. Esti Wilujeng – Ibu Rumah Tangga – Jawa Timur
145. Bernasha Cassa – Pengusaha – Jawa Timur
146. Memey Framesky – Dokter- Jawa Timur
147. Elok Novia Puri – Dokter – Surabaya
148. Hannum Wulan – Wiraswasta – Jakarta
149. Jane Sandra – Aktivis – Jakarta
150. Ruri Kusuma Wardhani – Ibu Rumah Tangga – Jawa Timur.

(Dudy Supriyadi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.