Rabu, 24 April 24

Ini Analisis BP3 Kemendag Soal Industri Kertas RI

Ini Analisis BP3 Kemendag Soal Industri Kertas RI
* Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI Tjahya Widayanti.

Jakarta, Obsessionnews.com – Industri kertas menjadi penopang perekonomian Indonesia. Pada tahun 2014 pertumbuhan industri kertas di Indonesia mencapai 6,15 persen. Dari tahun ke tahun pencapaian industri kertas terus bertumbuh secara positif. Bahkan pada 2013 industri ini mampu menyerap tenaga kerja sekitar 100 ribu orang. Hingga kini industri kertas dirasakan mampu menunjang ekspor nonmigas RI.

Demikian analisis Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI Tjahya Widayanti. Melalui keterangan tertulis yang diterima Obsessionnews.com, Senin (10/10/2016), Kemendag mencatat industri kertas cukup potensial untuk dikembangkan. Pada 2014 pertumbuhan industri kertas di Indonesia mencapai 6,15 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,06 persen.

“Kontribusi industri kertas terhadap ekspor nonmigas tahun 2015 mencapai 2,7%. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya di mana pangsa ekspor kertas mencapai 2,6% terhadap total ekspor nonmigas,” tulisnya, .

grafik-analisis-pertumbuhan-industri-kertas

Berdasarkan data pada  2017 Kementerian Perindustrian akan menambahkan kapasitas produksi mencapai 3 juta ton. Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) memperkirakan utilisasi industri pulp dan kertas akan meningkat sebesar 1 hingga 2% di tahun 2016.

Sementara itu total impor kertas di pasar dunia tahun 2015 mencapai USD 156 miliar. Tjahya mencatat impor kertas dunia cenderung mengalami penurunan tiap tahunnya sebesar 3,4% selama 2011-2015.

“Permintaan impor tertinggi terutama berasal dari Amerika Serikat (pangsa 10,7%); Jerman (7,9%); Inggris (5,3%); dan Prancis (5,1%). Sejalan dengan kondisi impor secara umum, permintaan dari masing-masing Negara cenderung negative atau selalu mengalami penurunan setiap tahunnya,”tuturnya.

grafik-analisis-pertumbuhan-industri-kertas1

Dari 15 negara importir utama yaitu Amerika Serikat (AS), Meksiko, dan India yang masih mencatatkan tren impor yang positif, yakni masing-masing sebesar 0,1%; 2,8%; dan 1,2% per tahun selama 2011-2015.

Pangsa pasar kertas AS dan Meksiko relatif tinggi sebesar 10,7% dan 3,5% terhadap total impor dunia, sementara pasar India memiliki pangsa yang lebih rendah sebesar 1,6%.

“Posisi Indonesia di pasar kertas Amerika Serikat dan India sudah cukup strategis. Namun, Indonesia perlu mewaspadai pesaing lainnya di pasar kertas kedua negara tersebut, khususnya negara dengan pangsa dan tren nilai impor yang sangat tinggi, seperti RRT dan Korea Selatan. Sementara itu, posisi Indonesia di pasar kertas Meksiko pangsanya masih rendah dengan tren yang negatif. Oleh karena itu, upaya ekspor kertas ke Meksiko perlu lebih ditingkatkan,” tutupnya. (Aprilia Rahapit)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.