
Semarang, Obsessionnews – Pertimbangan Presiden Joko Widodo dengan mementingkan infrastruktur ketimbang pengentasan kemiskinan dinilai sudah tepat untuk pembangunan Indonesia.
Hal ini diutarakan pengamat ekonomi Universitas Diponegoro (Undip) Prof FX Sugiyanto kepada obsessionnews.com, Selasa (7/4/2015).
“Setelah infrastruktur barulah diiringi sektor lain dengan tujuan pengentasan kemiskinan itu tadi,” jelasnya. Berikut petikan wawancara obsessionnews.com dengan Sugiyanto.
Bagaimana pandangan pengamat ekonomi melihat kebijakan Jokowi memfokuskan infrastruktur daripada kemiskinan?
Melihat kemiskinan itu tentu kenapa orang miskin. Dilihat sebabnya dulu, salah satunya karena dia (warga miskin) tidak mempunyai akses. Sehingga semestinya mengatasi kemiskinan bukan hanya dengan memberi duit. Kalau duit selesai dipakai habis. Maka yang dibuat bagaimana caranya seseorang itu menghasilkan uang. Salah satu cara untuk mendapatkan uang dengan bekerja. Pertanyaannya ada gak lapangan kerja untuk itu?
Tentu lapangan kerja masih kurang Prof, lantas korelasinya?
Nah untuk ada lapangan kerja mestinya harus ada aktifitas ekonomi. Untuk bisa ada aktifitas ekonomi tentu harus ada investor yang harus masuk. Persoalan yang dihadapi sekarang itu tiadanya infrastruktur. Dengan demikian infrastruktur sejatinya adalah pintu masuk bagi terciptanya investasi dan lapangan kerja. Yang pada akhirnya membuka peluang bagi seluruh warga, termasuk mereka yang miskin.
Peluang itu memang jelas ada. Apakah peluang tersebut dapat diberdayakan oleh warga miskin?
Tentu tidak cukup infrastruktur saja. Karena orang-orang yang miskin itu mempunyai kesempatan dalam pengertian dia bisa diserap atau tidak. Jadi sekali lagi infrastruktur itu hanyalah Gate atau pintu masuk. Setelah infrastruktur barulah diiringi sektor lain dengan tujuan pengentasan kemiskinan itu tadi.
Jadi kebijakan ini sudah benar?
Menurut saya sudah benar. Karena dengan BLT dan sebagainya itu tidak menyelesaikan persoalan mendasar dari kemiskinan. Walaupun membutuhkan waktu lama hingga 5 tahun lebih. Kemiskinan itu bukan persoalan jangka pendek. Karena kemiskinan itu sudah lama terjadi.
Seperti yang diketahui, program Jokowi selama tahun 2015 akan difokuskan kepada pembangunan infrastruktur dan pertanian. Dalam 5 tahun ia menyatakan akan membangun 49 waduk yang dibangun secara bertahap. 13 diantaranya direalisasikan di tahun 2015. Di segi infrastruktur Presiden juga berjanji menggenjot tol dan jalan serta pelabuhan. Akan tetapi itu semua tinggal pengawasan kinerja dari masing-masing birokrat dibawah agar mampu menyelesaikan target seusai keinginin RI 1. (Yusuf IH)