Selasa, 28 Maret 23

Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Sumbang Devisa USD 19 Miliar

Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Sumbang Devisa USD 19 Miliar
* Pembukaan Pameran Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Tahun 2019 di Jakarta, Selasa (22/10/2019). (Foto: Kemenperin)

Jakarta, Obsessionnews.com –  Industri tekstil, kulit dan alas kaki menyumbangkan devisa negara yang cukup signfikan, salah satunya melalui capaian nilai ekspor pada tahun 2018 sebesar USD18,96 miliar, atau berkontribusi hingga 10,52% dari total ekspor nasional. Selain itu, sektor yang tergolong padat karya tersebut telah menyerap tenaga kerja sebanyak 4,65 juta orang.

“Industri tekstil, kulit dan alas kaki menjadi sektor yang tertua di Indonesia, yang telah mempunyai struktur yang kuat dari hulu sampai hilir, dan produknya memberikan kontribusi nomor tiga dari seluruh komoditas ekspor kita,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achmad Sigit Dwiwahjono pada pembukaan Pameran Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Tahun 2019 di Jakarta, Selasa (22/10/2019).

 

Baca juga:

Kemenperin Dorong Diberlakukan SNI IKM Alat Perkakas Pertanian

Kemenperin Dorong Industri Batik Agar Semakin Kompetitif

Kemenperin Proaktif Fasilitasi Pelaku IKM Perhiasan Perluas Akses Pasarnya  

 

Dikutip obsessionnews.com dari siaran pers, Selasa, adanya potensi tersebut membuat Kemenperin memprioritaskan pengembangan daya saing terhadap industri tekstil, kulit dan alas kaki. Apalagi berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri tekstil dan pakaian dipilih sebagai sektor pionir dalam penerapan industri 4.0 di Tanah Air.

Sigit mengungkapkan, pemerintah saat ini sedang fokus memacu ekspor dari sektor industri manufaktur. Hal ini guna memperkuat struktur perekonomian nasional.

“Saat ini kita punya industri hulu yang menghasilkan polyester dan rayon, yang dapat menopang kebutuhan bahan baku industri tekstil. Ini bisa mengoptimalkan produktivitas dan menjadi lebih kompetitif,” tuturnya.

Untuk menggenjot daya saing industri tekstil, kulit dan alas kaki di dalam negeri, Kemenperin juga telah berupaya menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten. Misalnya melalui peluncuran kegiatan pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri serta program Diklat 3 in 1.

“Selain itu, seiring dengan implementasi industri 4.0, kami juga mendorong pelaku industri kita agar dapat memanfaatkan teknologi modern. Karena dengan restrukturisasi mesin dan peralatan, produksi bisa menjadi lebih efisien,” tandasnya. (arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.