Rabu, 4 Oktober 23

Industri Kawasan Timur Indonesia Masih Jauh Tertinggal

Industri Kawasan Timur Indonesia Masih Jauh Tertinggal

Jakarta – Kawasan Timur Indonesia masih tertinggal dalam perkembangan Industri dibaning kawasan Indonesia Barat, sehingga harus menjadi motivasi bagi masyarakat setempat untuk mendorong kemajuan kawasan Timur melalui kebijakan.

“Selama perjuangan di DPD kami berbuat untuk Indonesia bergerak bagaimana daerah sebagai basis yang berkopentensi daerah,” ungkap mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, La Ode Ida, dalam forum diskusi Presidium Perhimpunan Indonesia Timu, Rabu (17/12/2014), di Gedung Joang 45 Jakarta.
Menurut La Ode, produk kebijakan masih konservatif dan masih begitu saja , sehingga masih nol dimana industri kawasan Indonesia tidak ada perkembangan. “Apalagi dengan Jokowi berencana di kawasan Timur akan dibuat kantor presiden di Papua, kalau itu terjadi maka saya anggap itu bukan kemajuan tapi kemunduran karena di setiap daerah ada Gubernur dan Bupati,” ungkapnya.

La Ode menegaskan, tugas pemerintah nasional mengkoordinasikan daerah sebagai mana berfungsi bekerja memulai perencanaan daerah melalui musrenbang sehingga ada ukuran dari setiap daerah yang difasilitasi dari Jakarta. “Konsep tol laut sangat bagus bagi saya namun Konsep tol laut tidak bisa menjawab kebutuhan Papua. Setiap daerah punya pontensi masing-masing termasuk bahan baku Semen di Papua,” terangnya.

Jadi, jelas |La Ode, harus memastikan program pemerintah di Timur bisa diukur dimana harus fasilitasi dari A sampai Z. “Jabatan politik negara yang plural harus memperhatikan keragaman itu sendiri karena menteri bukan jabatan profesional namun harus dilihat secara geo politik,” tambahnya.

Dalam pertemuan diskusi Presidium Perhimpunan Indonesia Timur yang dikemas dalam diskusi akhir tahun 2014 bertema posisi Indonesia Timur dalam NKRI ini, akan menginfentaris ahli-ahli orang Timur, tentang kekayaan SDM kawsan Timur Indonesia, pertemuan ini akan dilakukan secara intens secara variatif serta memanggil dan melibatkan ketua-ketua paguyuban.

Seminar tersebut dihadiri juga Dr Sudjud Siradjuddin (Prrsidium), Ir. Tato Mirasa (Dirut PT. Antam), Drs. Simon P.Morlin (Vice President PT. Freeport Indonesia), Dr.Ir. Isran Noor (Teknokrat), Sebastian Salang, SE.SH (FORMAPPI),Prof. Dr. Ir. Alex Retraubun (Mantan Wamen Perindustrian). (Asm)

 

Related posts