Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

Indonesia Timur Bukti Jati Diri Koperasi Sebagai Tulang Punggung Perekonomian Masyarakat

Indonesia Timur Bukti Jati Diri Koperasi Sebagai Tulang Punggung Perekonomian Masyarakat
* Pemerhati Koperasi dan UMKM Dewi Tenty Septi Artiany di acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) Indonesia di Kupang, NTT. (Foto: Istimewa)

Obsessionnews.com – Rapat Anggota Tahunan (RAT) Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) Indonesia diselenggarakan di Kupang untuk pertama kalinya setelah dilanda pandemi Covid-19 kurang lebih dua tahun.

Kupang yang dikenal sebagai kota Karang ditunjuk menjadi salah lokasi RAT dan Lokakarya Nasional Inkopdit tahun buku 2021 yang dihadiri ratusan peserta dari seluruh Indonesia.

Pemerhati Koperasi dan UMKM Dewi Tenty Septi Artiany diberi kesempatan untuk menjadi narasumber di acara tersebut.

“Perjalanan ke kupang adalah undangan dari inkopdit (induk koperasi kredit) yang sedang mengadakan RAT tahun buku 2021 suatu RAT biasa diisi juga  dengan acara lain yang menambah wawasan anggota  dan tahun ini narasumber yang di undang adalah saya dan prof Rheinald kasali, saya mengisi sesi setelah makan siang dengan tema membangun pemberdayaan umkm pasca pandemi,” ujar Dewi dalam pesan singkatnya kepada obsessionnews.com, Senin (25/7/2022).

Baca juga: Teh Dete Ubah Mindset Masyarakat yang Tak Tercatat di Perusahaan Dianggap belum Bekerja

Perempuan yang akrab disapa Teh Dete ini mengaku, datang ke kupang betul-betul membuka wawasannya tentang keberadaan koperasi di Indonesia timur, yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat di sana.

“Sampai iklan di radio pun tentang ajakan menjadi anggota koperasi,” tambahnya.

Pada acara tersebut hadir kurang lebih 600 perwakilan dari masing-masing koperasi primer, seperti Pancur Kasih yang memiliki asset 3 T dan beberapa koperasi besar lainnya di Indonesia timur.

“Di sana saya bercerita tentang perjalanan merek kolektif lupba dan selama paparan para peserta  menyimak dan banyak pertanyaan diajukan sehingga acara sangat hidup, dari panggung saya melihat begitu banyak orang mendengarkan, malah katanya di lobby masih banyak yang belum bisa masuk karena tidak kebagian kursi, ada rasa bangga di tengah rasa tidak percaya, tidak percaya karena lupba one brand yang masih bayi sudah diberi tempat untuk berbagi cerita dengan perwakilan Inkopdit yang datang dari seluruh indonesia,” ungkap Dete.

Dia memaparkan mimpinya yang terinspirasi oleh migros dan coop yang bisa membuat mata rantai perekonomian sendiri, dan dirinya tidak berkecil hati dengan hasil yang baru di capai dalam 2 tahun ini  ( 15 produk dengan 30 variant) karena di awal pendiriannya migros pun cuma punya 6 produk, dan itu diawali dari tahun 1925.

Baca juga: Teh Dete Luncurkan Buku “Teh Dete Penggerak Koperasi & UMKM”

“Suatu perjalanan panjang yang memotivasi lupba untuk terus belajar, menyamakan visi misi anggota untuk bersama-sama membangun ekosistem perekonomian yang mandiri,” ucap Dete.

Dia bercerita, di awal pendiriannya pun migros tidak mendapatkan fasilitas dari pemerintah dan di tengah perjalannya malah banyak hambatan dari kebijakan pemerintah tetapi sekarang melihat perkembangan yang sangat luar biasa dimana 2 juta masyarakat Switzerland menjadi anggotanya (warga negaranya berjumlah 7.2) maka dorongan pemerintah mulai tampak dan makin jelas keberpihakannya.

“Cerita itu pula yang menjadikan lupba pun harus bisa,” katanya.

Dete menjelaskan, Lupba one brand Berdiri di masa pandemi, tanpa support dari pemerintah hanya mengandalkan semangat anggota Lupba bisa berdiri. “Apabila kita tetap konsisten dan membuktikan perkembangan yang nyata Insha Allah pemerintah pun akan melirik dan mensupport serta memberikan tempat tersendiri bagi gerai ini,” tuturnya.

Pada sesi pertanyaan, lanjut Dete, pertanyaan datang dari Bogor, yang bertanya tentang boleh tidak masuk lupba? Kemudian Kalimantan Barat (Kalbar), bertanya tentang kemasan temulawak. “Lanjut dari Maumere dan masih banyak lagi,” ucapnya.

Namun ada satu pertanyaan yang menggelitik, ibu pasti di back up oleh team yang hebat?

Baca juga: Ini Kata Dewi Tenty Soal Seminar Pelatihan NPAK di Bandung

“Saya bilang iya, kami bisa begini karena team yang luar biasa, yang mau saling support dan membantu antar kawan yang membutuhkan, memang sulit membentuk tim yang solid apalagi dengan bentuk perkumpulan yang nirlaba, tapi paling tidak kami sudah berusaha dan membuktikan bahwa kami bisa,” ucap Dete.

Di acara tersebut hadir pula perwakilan dari dinas koperasi, ketenagakerjaan dan transmigrasi NTT yang sangat tekun mendengarkan dan selepas dirinya turun panggung melanjutkan dengan ngobrol seputar merek kolektif untuk bisa di terapkan pada produk produk UMKM di NTT seperti sei dan teh daun kelor (moringa), yang sangat potensial untuk di kembangkan ke dalam varian produk lain seperti suplemen anti oksidan yang sudah mulai di yakini keampuhannya.

“Catatan saya, perjalanan kali ini membuka mata dan wawasan saya tentang koperasi, bahwa Betul koperasi besar itu ada di Indonesia, koperasi yang menerapkan prinsip koperasi yang sudah membuktikan keberadaannya sebagai badan usaha yang memiliki asset yang luar biasa dan betapa animo masyarakat untuk berkoperasi.

“Ibarat melihat oase, di tengah kekecewaan mendengar berita buruk tentang koperasi di mana- mana, di sini lah di Indonesia Timur koperasi membuktikan jati dirinya sebagai tulang punggung perkenomian masyarakat,” Pungkas Dete. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.