Selasa, 23 April 24

Indonesia Terima Dana Hibah OKI 300 Juta USD untuk Penanganan Fakir Miskin

Indonesia Terima Dana Hibah OKI 300 Juta USD untuk Penanganan Fakir Miskin

Jakarta,  Obsessionnews.com – Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Organization of the Islamic Conference (OIC) atau Organisasi Konferensi Islam (OKI) memiliki dana hibah untuk program pembangunan dan penanganan fakir miskin.

“Dana hibah dari OKI tersebut, dipercayakan kepada Kementerian Sosial (Kemensos) untuk intervensi program penanganan fakir miskin di daerah perbatasan dan pesisir, ” ujar Mensos pada acara Integrasi Program di Kemensos dalam Penanggulangan Kemiskinan melalui Penghidupan Berkelanjutan di Jakarta, Selasa (8/11/2016).

Diusulkan dua nama, kata Mensos, untuk daerah pesisir berada di daerah Raas di Sumenep, Jawa Timur. Sedangkan, untuk daerah perbatasan berada di daerah Sebatik, Kalimantan Utara.

“Dari usulan daerah pesisir Raas di Sumenep dan perbatasan di Sebatik disepakati OKI. Hasilnya, kita mendapatkan support sebesar 300 juta USD, ” ucapnya.

Program akan berjalan selama tujuh bulan, namun sebelumnya telah melalui proses assesmen dari OKI.  Pada Konfrensi tersebut, dihadiri Bank Pembangunan Turki dan Kementerian Keluarga dan Urusan Sosial Malaysia.

“Juga Kementerian Keuangan Bangladesh yang menyampaikan best practice atau pengalaman graduasi bagi mereka yang mendapatkan program penanganan fakir miskin sehingga bisa mandiri, ” tandasnya.

Dari Indonesia, hadir Kementerian/lembaga, seperti Bappenas yang mengharapkan format ini bisa mempercepat kemandirian warga penerima dari berbagai proram subsidi dan bantuan sosial (bansos) tersebut.

“Adanya percepatan sesuai target melalui OKI dengan mengambil daerah persisir dan perbatasan yang kedua-duanya bisa memberikan nilai tambah walau format agak berbeda dari lokal konten berdasarkan assesmen, yaitu petik, olah, kemas lalu jual, ” katanya.

Di Raas, Sumenep, warga mengembangkan ternak dan ayam petelur dengan pangsa pasar dijual ke Denpasar, Bali.

Sedangkan, di Sebatik, warga mengembangkan segala hasil laut, salah satunya ikan ditangkap, diolah, dikemas, lalu dijual.

“Kedua daerah baik di Raas maupun Sebatik, akan ada perubahan dari hanya petik, kemas dan jual, menjadi petik, olah, kemas lalu jual. Artinya, ada nilai tambah yang bisa meningkatkan percepatan kesejahteraan, ” tegasnya.

Selain itu, ada juga format Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang akan diintervensi Kemensos ditambah electronik warung gotong royong (e-warong) menjadikan percepatan perwujudan kesejahteraan semakin dirasakan warga.

Sementara untuk Program Keluarga Harapan (PKH) yang sudah dimulai sejak 2007 dan akhir 2014 ada kenaikan signifikan.

Kemudian, pada November ini ada tambahan 2,4 juta, sehingga total 6 juta penerima PKH.

“Hingga Desember 2015, ada 400 ribu keluarga yang sudah menjalani proses wisuda oleh masing-masing Bupati/Wali Kota karena dinilai sudah bisa mandiri, ” katanya. (Dudy Supriyadi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.