Sabtu, 20 April 24

Indonesia Bidik Pasar Korsel untuk Produk Makanan Olahan

Indonesia Bidik Pasar Korsel untuk Produk Makanan Olahan
ilustrasi (ist)
Gia
Surabaya- Dalam meningkatkan ekspor, para pelaku usaha harus memiliki kepekaan terhadap selera pasar yang sangat dipengaruhi oleh gaya hidup, ekonomi, sosial, dan budaya. Penguasaan dan pemanfaatan teknologi untuk menghasilkan produk yang berkualitas juga sangat diperlukan untuk memperbesar kemungkinan produk tersebut diterima oleh konsumen global. Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Gusmardi Bustami dalam seminar “Korean Market Access Seminar for Food Products of Indonesiadi Hotel Meritus Surabaya City Centre (21/8).
 
Seminar yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan ASEAN-Korea Centre (AKC) tersebut ditujukan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pelaku usaha Indonesia dalam meningkatkan kualitas produk yang sesuai dengan selera pasar, serta memberikan panduan dalam menentukan strategi pemasaran yang efektif termasuk prosedur ekspor, khususnya ke negara Korea.
 
Dalam upaya memenangkan persaingan di pasar global, pemerintah terus berupaya melakukan strategi yang komprehensif untuk dapat terus mempertahankan bahkan meningkatkan kinerja ekspor Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan penetrasi dan diversifikasi ke pasar-pasar di Asia termasuk Korea, Eropa, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, serta Australia-Oceania.
Republik Korea merupakan salah satu negera tujuan ekspor utama bagi produk-produk Indonesia yang telah memiliki skema kesepakatan dalam bentuk ASEAN-Korea FTA.
Pada seminar ini, hadir sebagai pembicara sekaligus tenaga ahli dari Korea Selatan yang merupakan perwakilan dari perusahaan yang bergerak di bidang makanan olahan, hasil laut dan pertanian yaitu Emart, Pulmuone, dan CheiJedang. Para pembicara memaparkan tentang potensi produk makanan olahan Indonesia di Korea, serta hal-hal yang harus diperhatikan agar produk Indonesia dapat diterima di pasar Korea Selatan, termasuk dalam hal standar produk dan berbagai ketentuan ekspor ke pasar Korea Selatan.
 
Selain itu, juga dibahas mengenai kemasan makanan olahan, khususnya teknik pengemasan, yang selain berfungsi sebagai pengaman produk, juga memperhatikan sisi estetika sehingga tampil lebih menarik, serta berbagai teknologi terkini dalam membuat kemasan tersebut.
Di akhir kegiatan, dilakukan pertemuan bisnis antara para peserta dengan buyer. Selain memberikan informasi pasar Korea, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan jejaring kerja sama bisnis antara pelaku usaha Indonesia dengan Korea.
“Kami berharap melalui kegiatan ini para pelaku usaha Indonesia akan semakin terbuka wawasannya dan dapat berinovasi serta meningkatkan kualitas produk-produknya. Para pelaku usaha juga diharapkan dapat menindaklanjuti hasil komunikasi yang telah dilakukan selama kegiatan business matching sehingga mampu memperluas jaringan pemasaran di dalam negeri maupun manca negara,” kata Gusmardi. Selain di Surabaya, rencananya kegiatan serupa juga akan dilaksanakan besok, 22 Agustus 2013, di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.