Selasa, 23 April 24

Indah SDA: Komitmen dalam Pemberdayaan Perempuan

Indah SDA: Komitmen dalam Pemberdayaan Perempuan
* Wardatul Asriah atau biasa disapa Indah SDA. (Foto-foto: Fikar Azmi/Women's Obsession)

Penuh keakraban tanpa sekat dan berjarak. Suasana itulah yang terbangun ketika Women’s Obsession tiba di kediaman Wardatul Asriah atau biasa disapa Indah SDA. Bersama timnya, dia menyambut hangat kami dengan senyuman khasnya. Di sela-sela pemotretan dan wawancara, putri, menantu, dan cucunya tiba di kediaman, Indah pun meleburkan kami seperti kawan lama yang baru berkunjung kembali. Terasa jalinan keakraban keluarga ini berlandaskan nuansa Islami. Pertemuan mereka selalu diawali sapaan Assalamualaikum dan bersalaman, tak terkecuali cucu laki-lakinya yang masih berusia lima tahun.

Usai pemotretan, kebersamaan kami berlanjut di ruang makan. Dengan sigapnya, dia menjamu kami dengan hidangan lezat nan hangat. Indah pun sempat mengingatkan putrinya untuk tidak terlalu sering bepergian mengingat usia cucu perempuannya, Bianca terhitung masih bayi. Naluri sebagai ibu terpancar untuk menjaga seluruh anggota keluarga selalu dalam kondisi sehat. Perbincangan kami pun kian mendalam mengeksplorasi pandangan Indah sebagai ibu sekaligus perempuan yang berkarya di luar rumah memandang kondisi negeri dan perkembangan empowering women di Tanah Air.

Dari luar, sosok Indah nampak tenang dan sederhana. Namun, ada kerisauan yang menggelayut di dalam pikirannya tentang kondisi perempuan Indonesia. Peluang dan kesempatan sudah terbuka, namun belum diiringi dengan edukasi yang terarah.Untuk itulah, dia telah bergerak dari ranah yang sangat dipahaminya, yaitu dunia perempuan. Sejak 2012, dia mendirikan Az-Zahra Community yang memfokuskan kepada kemajuan Usaha Kecil Menengah (UKM).

Di penghujung 2016, Indah terus mengembangkan sayap empowering women-nya dengan membentuk Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi (PPLIPI). Dia juga tetap diamanahkan sebagai wakil rakyat anggota Komisi V yang melingkupi bidang infrastruktur dan perhubungan periode 2014-2019. Simak pemikiran dan strategi yang diciptakan ibu empat anak ini, agar karya perempuan Indonesia semakin berkualitas.

Pemberdayaan kaum hawa

Az-Zahra Community berawal dari kumpul bulanan Indah bersama teman-teman perempuannya. Pada 12 April 2012, pertemuan tersebut berkomitmen untuk mendukung para perempuan yang bergerak di bidang UKM di Indonesia. “Perempuan, terutama ibu adalah pilar bagi keluarga, suami, maupun anak-anak. Bila kita menjaga pilar ini tetap berdiri tegak dengan segala kemampuannya, yakinlah kebahagiaan keluarga akan terus bertumbuh,” ujarnya.

Komitmen tersebut terus meningkat setiap tahunnya. “Dari tahun ke tahun, jumlah pelaku UKM yang dibantu selalu bertambah. Dari 100 menjadi 500, 600, dan tahun ini menjadi 1200 UKM. Kami terus berupaya meningkatkan jumlah dana bantuan setiap tahunnya,” sambung Indah dengan serius.

Di tahun 2016, Indah mengukuhkan kepengurusan PPLIPI. “Alhamdulillah, respons di daerah sangat positif. Saat ini, kepengurusan yang sudah terbentuk ada 19 propinsi. Wadah perempuan ini bertujuan mengangkat harkat dan martabat perempuan Indonesia melalui pemberdayaan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan kesehatan,” jelas perempuan asal Bekasi kelahiran 17 April 1965 ini.

Bagi Indah, peran kaum Hawa dalam kancah nasional maupun internasional sangat dibutuhkan. Menyimak keunggulan perempuan dalam berkarya yang multitasking dan detail dapat mengimbangi kemampuan kaum pria. Oleh karena itu, dengan adanya PPLIPI semakin tersosialisasikan hak maupun kewajiban para perempuan dalam melakukan aktivitas usaha yang dapat mensejahterakan ekonomi keluarga.

Di PPLIPI terdapat 19 komisi yang menaungi berbagai sektor perempuan lintas profesi. “Masing-masing komisi memiliki program kerja unggulan, salah satunya komisi yang membidangi UKM dan industri kreatif. Di 2017, kami akan memberangkatkan para UKM untuk membuka 200 toko di Malaysia. Konsep ini sedang digodok oleh Komisi UKM & Kementerian Luar Negeri PPLIPI. Produk yang akan dipasarkan bernuansa Indonesia, seperti busana, aksesori, kuliner, dan handycraft. Semoga rencana tersebut dapat terlaksana dalam waktu dekat ini,” terangnya.

Target lain di 2017 adalah merampungkan kepengurusan PPLIPI di propinsi yang tersisa dan mancanegara. Saat ini di luar negeri, baru ada di Malaysia dan Turki. Dia pun berharap semakin banyak seminar dan pelatihan yang diadakan secara merata di daerah pelosok Indonesia. “Salah satu fokus kami adalah pengembangan organisasi di daerah, agar kualitas sumber daya perempuan dari berbagai profesi terus bertumbuh. Kami melihat masih banyak perempuan di berbagai daerah yang perlu diperjuangkan dan didampingi, supaya kian cemerlang dan berkualitas,” tuturnya.

Sebagai perwakilan perempuan yang berkarya di luar rumah, Indah mendukung bentuk transformasi positif dalam berbagai bentuk profesi yang digeluti para perempuan. Di era modern ini, peluang dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri tidak lagi terhambat oleh isu gender.

Guna meningkatkan kualitas pendidikan perempuan di level bawah. PPLIPI mengadakan Rumah Belajar Terintegrasi. Kegiatan ini difokuskan pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan pelatihan secara berkala untuk para ibu. Fokus penerapannya lebih ke pelatihan yang mengangkat khasanah lokal ke dalam produk, seperti kuliner maupun kerajinan tangan. Tidak berhenti di situ saja, Indah bersama tim akan ikut memasarkan produk-produk tersebut lewat pameran maupun koneksi perempuan berbagai profesi yang tergabung di PPLIPI. (Women’s Obsession/Silvy Riana Putri)

Artikel versi cetak ini dapat dibaca di  Majalah Women’s Obsession edisi Desember 2016

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.