Rabu, 24 April 24

Impor Daging, Rapor Merah Bagi Pemerintah

Impor Daging, Rapor Merah Bagi Pemerintah

Semarang, Obsessionnews – Rencana pemerintah pusat mengimpor daging guna menekan tingginya harga menjelang Ramadhan nyatanya dinilai belum berhasil secara signifikan. Hal ini disebabkan lembaga eksekutif tidak mengetahui kondisi riil yang terjadi di masyarakat.

Ketua Komisi B DPRD Jawa Tengah, Chamim Arfani mengatakan rapor merah layak disematkan sebagai catatan pemerintah agar tidak selalu mengeluarkan kebijakan untuk jangka pendek. Menurutnya, masih banyak cara mempengaruhi harga daging di pasaran tanpa harus melakukan impor.

“Apakah itu (impor) satu-satunya cara mengontrol tingginya harga daging? Harus ada yang serius mengidentifikasi persebaran sapi potong yang ada di negara ini” jelasnya saat dihubungi awak media via telefon, Minggu (7/6/2015).

Semisal terdapat kekurangan, lanjut Chamim, pemerintah seharusnya menyediakan sapi potong jauh hari sebelum mendekatnya momen lebaran. Dengan jangka waktu lama, tentunya akan berdampak pada gairah masyarakat untuk membudidayakan sapi potong secara massif.

Seperti diketahui, konsumsi daging Indonesia termasuk tinggi di kawasan Asia Tenggara. Tiap tahun, kebutuhan daging mencapai 2,55 juta kali jumlah penduduk Indonesia. Data dari survey Dinas Peternakan Universitas Gajah Mada(UGM) Yogyakarta, jumlah produksi daging tahun 2015 mencapai 446 ribu ton. Sedangkan dengan tingkat konsumsi 639 ribu ton, Indonesia kekurangan daging sapi 193 ribu ton atau hanya 69,7% dari kebutuhan nasional. Pemerintah sendiri menyediakan sapi lokal sebanyak 1.229.695 ekor dan induk sapi 4.098.983 ekor.

“Selama ini tidak ada permasalahan kebutuhan daging tapi lebih condong ke harga daging itu sendiri. Namun, kebutuhan daging itu kan lebih banyak di DKI Jakarta kalau di jateng relatif cukup dan tidak terlalu berpengaruh,” ucapnya.

Dia melihat berdasarkan hasil survei dinas Pertanian dan Peternakan Jawa Tengah,  populasi daging sampai masih diatas ambang batas yakni 1.534.434 ekor. Surplus selalu didapatkan tiap tahun meski secara nasional jumlah daging termasuk berkurang.

“Jadi, selama bulan puasa dan lebaran Jateng tidak terlalu menggantung pada daging impor,” tandasnya. (Yusuf IH)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.