Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

IMF Sarankan The Fed Tunda Kenaikan Suku Bunga

IMF Sarankan The Fed Tunda Kenaikan Suku Bunga

Washington, Obsessionnews – Rencana bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve menaikkan tingkat suku bunga, disarankan agar ditunda oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Penundaan tersebut, sampai kuartal pertama tahun 2016.

IMF beralasan, The Fed kudu memastikan dulu tanda-tanda kenaikan gaji dan inflasi.

Laporan IMF berupa penilaian ekonomi tahunan dikeluarkan Kamis (4/6) lalu, di Washington, AS, di tengah rencana The Fed mengerek naik suku bunga tahun ini. Selain itu, ada juga penilaian kalau ekonomi AS kurang stabi dengan pertumbuhan ekonomi melemah 0,7% pada kuartal pertama 2015.

“Berdasarkan perkiraan perekonomian, diperlukan kenaikan pertumbuhan dan inflasi. Karena itu, kenaikan suku bunga seharusnya dilakukan pada semester pertama 2016,” begitu pendapat IMF.

Diperkirakan pula, target inflasi The Fed sebesar 2% dapat dicapai pada pertengahan 2017 nanti.

IMF memperkirakan target inflasi Fed sebesar 2 persen dapat dicapai pada pertengahan 2017. Sementara kenaikan suku bunga yang lebih lambat bakal berdampak pada laju kenaikan suku bunga yang lebih cepat dan menciptakan laju inflasi lebih cepat pula seiring dengan target jangka menengah bank sentral AS. Diperkirakan, angkanya lebih dari 2,5%.

Tingkat suku bunga rendah yang berkepanjangan bukan tanpa imbas. Kenaikan imbal hasil aset di AS meski IMF bilang bahwa saat ini hal tersebut menciptakan kerentanan.

Selain itu, IMF juga memberi peringatan kalau intermediasi perpindahan dana ke lembaga non bank yang aturannya lebih longgar berpotensi menimbulkan kelangkaan likuiditas di pasar surat utang hingga menimbulkan gejolak harga.

IMF menyeru Komite Pengawas Kestabilan Finansial (FSOC), regulator, bank sentral dan badan pemerintah lainnya agar punya target lebih spesifik lagi.

“Setelah koordinasi di antara badan-badan itu membaik, masih diperlukan kejelasan lagi tentang peran dan tanggung jawab untuk sistem lebih luas dan pengelolaan di bawah naungan FSOC untuk kesiapan menghadapi krisis,” bunyi laporan tersebut. (MBJ)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.