Jakarta, Obsessionnews – Triwulan IV 2014, Indeks Harga Produsen (IHP) sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan sebesar 7,20 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 107,69 (q to q).
Hal itu disampaikan oleh Ketua Badan Statistik (BPS) Suryamin dalam keterangan persnya di Jakarta, kamis (5/2/2015). Dalam paparannya ia menyampaikan IHP sektor pertambangan dan penggalian triwulan IV tahun lalu hanya sebesar 99,94.
Selain itu, jika dibandingkan dengan periode yang sama ditahun sebelumnya, IHP triwulan IV 2014 bahkan mengalami penurunan hingga 11,77 persen (yoy). “Yaitu dari 113,28 pada triwulan IV 2013 menjadi 99,94 di triwulan 2014,” lanjut dia.
Sedang secara keseluruhan, IHP triwulan IV 2014 mencapai 125,79 atau naik 0,53 persen dibandingkan dengan IHP triwulan III 2014 yang mencapai 125,13 dan naik 3,18 persen terhadap triwulan IV 2013.
Sebagai informasi, selain dari sektor pertambangan dan penggalian, IHP keseluruhan tersebut juga dihitung dari IHP sektor pertanian dan sektor industri. Selain sektor pertambangan dan penggalian semua sektor menunjukkan adanya kenaikan IHP.
IHP sektor pertanian misal, pada triwulan IV 2014 mengalami kenaikan hingga 3,06 persen dibandingkan denga triwulan III 2014. Kenaikan tersebut didominasi oleh kenaikan subsektor tanaman bahan makanan sebesar 5,85 persen, diikuti oleh subsektor kehutanan sebesar 1,58 persen dan subsektor perikanan sebesar 1,51 persen.
Kemudian IHP sektor industri pengolahan di triwulan IV 2014 juga mengalami kenaikan sebesar 1,10 persen dibandingkan dengan triwulan III 2014. “Dari 129,22 pada triwulan III 2014 menjadi 130,64 pada triwulan IV 2014,” ujar ketua BPS.
Adapun penyebab kenaikan IHP tersebut terjadi karena beberapa subsektor, terutama industri penggilingan padi, tepung, dan pakan ternak mengalami peningkatan sebesar 4,89 persen. “Dari yang sebelumnya 124,55 menjadi 130,64,” tambah Suryamin.
Selain itu juga karena adanya peningkatan pada subsektor industri kimia dasar, bahan kimia, barang dari bahan kimia, dan subsektor industri logam dasar. (Kukuh Budiman)