Senin, 6 Mei 24

Hujan Meteor di Bumi pada 13-14 Desember

Hujan Meteor di Bumi pada 13-14 Desember
* Desember 2020 tawarkan pemandangan langit paling spektakuler pada malam hari. (Foto: Getty Images)

Pandemi virus Corona (Covid-19) mendominasi tahun 2020. Namun pemandangan langit di penghujung tahun ini menjanjikan peristiwa spektakuler.

Bulan Desember menawarkan pemandangan menakjubkan yang dapat dinikmati sebagian besar orang dari rumah sekalipun, tanpa perlu teleskop atau peralatan mahal.

Dua planet menjadi satu, hujan meteor terindah dan gerhana Matahari total. Untuk melihat pemandangan ini yang diperlukan adalah kondisi cerah, pelindung mata bila diperlukan dan titik-titik tertentu untuk memastikan ke arah mana, mata perlu diarahkan.

Pada 13-14 Desember diperkirakan hujan meteor Geminid bakal terlihat dari seluruh penjuru dunia

Dalam beberapa bulan terakhir, mungkin Anda dapat melihat meteor, namun siap-siap terjadinya “raja hujan meteor.”

“Sebagian besar hujan meteor terjadi saat Bumi bergerak ke arah jejak debu komet-komet,” kata Patricia Skelton, astronom di Royal Observatory Greenwich, Inggris.

“Namun meteor Geminid berbeda – jejak debu yang ditinggalkan asteroid, disebut 3200 Phaeton,” kata Patricia.

Jadi setiap tahun, ketika Bumi melintas serpihan bongkahan, kita akan melihat sekitar 150 bintang per jam pada puncaknya pada tanggal 13-14 Desember.

“Meteor memasuki atmosfir Bumi dengan kecepatan sekitar 35 kilometer per detik…atau kurang dari 130.000 km jam!”, kata Patricia.

Pemandangan hujan meteor dapat berwarna kuning dan terkadang hijau atau biru, seperti layaknya rangkaian lampu di langit malam dan terjadi saat “meteor terbakar (dan terbang ke berbagai penjuru,” tambahnya.

Semakin kelam malam, semakin bagus peluang kita untuk menikmati fenomena indah ini, namun kita masih dapat melihat sebagian cahanya di kawasan perkotaan yang berpolusi.

Tidak seperti tahun lalu (hujan meteor terjadi pada saat Bulan Purnama), kali ini akan ada Bulan Baru, dan ini berarti bulan tertutup, sehingga langit akan tampak lebih gelap.

 

Gerhana Matahari Total 
Pada 14 Desember, gerhana matahari total, akan tampak dari Chile dan Argentina, serta di tempat-tempat lain di dunia melalui laporan langsung di internet!

Pada masa prapandemi, banyak orang yang berduyun-duyun menuju Patagonia di Chile selatan dan Argentina untuk melihat peristiwa menakjubkan ini.

Namun karena tahun pandemi, sebagian besar orang akan mengikuti peristiwa ini melalui internet.

Bagi orang yang berkesempatan menyaksikan langsung, mereka perlu menggunakan pelindung mata dan tidak melihat matahari secara langsung.

Selama 24 menit, Bulan Baru akan melintas di depan Matahari, menutup secara total selama “hanya dua menit dan 9,6 detik,” kata astronom Tania de Sales Marques, dari Royal Observatory Greenwich.

“Ukuran Bulan 400 kali lebih kecil dibandingkan Mahatari,” jelas Tania, namun terlihat lebih besar karena akan jauh lebih dekat dengan kita, dan tampak “menutupi semua piringan matahari.”

Posisi Bulan di depan Mahatari akan menciptakan suasana gelap di kawasan paling selatan Amerika Selatan, pada saat tengah hari.

Perubahan di langit dapat terlihat oleh suku asli Patagonia, warga Mapuche.

“Matahari melambangkan ‘energi pria’ sementara Bulan melambangkan ‘energi perempuan’ dan ketegangan antara kedua kekuatan ini pada saat bersinggungan merupakan momen yang sangat rentan bagi kami,” kata Marcelo Huequenman, pakar budaya Mapuche.

Warga Mapuche biasanya berhati-hati bila terjadi gerhana matahari dan dalam bahasa mereka, peristiwa ini disebut lhan Antü, yang artinya “kematian Matahari”, tambah Marcelo.

“Gerhana matahari tercatat di selurudh dunia dan sepanjang sejarah selama hampir 5.000 tahun,” kata Tania.

“Sebagian besar sejarah menunjukkan gerhana total matahari dianggap sebagai petanda buruk, karena Matahari tampak tertelan selama beberapa saat dan hari menjadi malam,” tambah pakar astronomi itu.

Tania mengatakan, “bisa terjadi lima kali gerhana matahari dalam satu namun, namun gerhana matahari total hanya terjadi satu kali setiap 18 bulan, saat Bulan berada di posisi kanan dan menutup penuh cahaya dari Matahari.”

Gerhana Mahatari total berikutnya akan terjadi di Antartika pada (Desember 2021), Indonesia dan Australia (April 2023), Amerika Serikat dan Kanada (April 2024), Eropa selatan dan Greenland (Agustus 2026), dan sebagian besar wilayah Afrika utara dan Timur Tengah (Agustus 2027).

Jupiter dan Saturnus Satu Garis
Pada 21 Desember, saat Jupiter dan Saturnus berada dalam satu garis, terlihat dari seluruh dunia.

“Jupiter dan Saturnus mungkin merupakan planet terindah untuk dilihat karena planet-planet itu bagus dan terang di langit,” kata Ed Bloomer, juga seorang astronom di Royal Observatory Greenwich.

Fenomena ini terjadi saat dua planet berjejer dan terlihat seperti bersatu dan bersinar seolah dari satu planet.

Inilah yang akan terjadi pada malam tanggal 21 Desember, “Planet-planet itu, Jupiter dan Saturnus akan tampak sangat dekat di langit,” kata Ed.

Dengan mata telanjang, dua planet ini akan terlihat terpisah kurang dari 0,1º namun pada kenyataannya, lebih 800 juta km antara Bumi dan Jupiter.

Bagi yang memiliki keker atau teleskop kecil, dapat terlihat empat Bulan Jupiter yang lebih besar: Io, Europa, Ganymede dan Callisto.

Bulan-bulan ini juga dikenal dengan sebutan Bulan Galilea karena astronom Italia, Galileo Galilei mengamatinya pada 1610 dengan teleskop baru yang ia temukan beberapa bulan sebelumnya.

Pertemuan Saturnus-Jupiter hanya terjadi setiap 19,6 tahun, namun “kali ini lebih khusus dibandingkan sebagian besar pertemuan lain karena peristiwa pada 2020 dua planet pada posisi paling dekat sejak awal Abad ke-17,” kata Ed.

Terakhir kali, Jupiter dan Saturnus tampak begitu dekat terjadi pada 397 tahun lalu, pada 1623.

Karena itu, para astronom dan pengamat bintang sangat menantikan peristiwa ini, dan menjadi semacam, “pengalaman seumur hidup,” tambah Ed.

“Memperhatikan gerakan planet memberikan pengertian tentang sistem tata surya, jauh hari sebelum kita dapat sampai ke ruang angkasa,” kata astronom ini.

“Menyaksikan mekanisme dan proses di balik pergerakan planet, memberikan pemahaman lebih jauh tentang kosmos, melalui kemajuan dalam bidang sains,” tutupnya.

Bila langit cerah, akan mudah dilihat, namun Anda perlu cepat karena peluang untuk melihat dua planet ini hanya satu jam, sebelum tenggelam di balik cakrawala.

Di belahan Bumi selatan, pada tanggal 21 Desember adalah hari terpanjang, atau hari pertama musim panas dalam penghitungan astronomi dan di belahan Bumi utara, adalah hari terpendek atau pertama musim dingin. (Red)

Sumber: BBC News

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.