
Jakarta, Obsessionnews – Tak terasa, hubungan diplomatik Republik Indonesia (RI) dan Rusia memasuki 65 tahun. Hubungan ini berawal dari teregram yang dikirim ke Moskow oleh Wakil Presiden yang merangkap sebagai Menteri Luar Negeri Mohammad Hatta pada 3 Februari 1950.
“Kalau kita sedikit melihat kebelakang kenapa kita berkumpul, karena ini sebuah telegram yang dikirim ke Moskow oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta,” kata Ketua DPD RI Irman Gusman dalam kata sambutannya dalam acara memperingati 65 tahun hubungan RI dan Rusia, Jumat (6/2), di Kediaman Kedutaan Besar Rusia.
Irman mengungkapkan, Telegram yang dikirim oleh pemerintah tersebut merupakan balasan dari telegram yang dikirim pemerintah Uni Soviet untuk menkonfirmasikan, pemerintah Indonesia telah menerima pengakuan dari Uni Soviet bahwa Indonesia telah merdeka dan siap menjalin hubungan diplomtik dengan Indonesia. Dan Uni Soviet menawarkan, apa yang bisa negara itu perbuat untuk Indonesia.
Akhirnya, delegasi Diplomat Indonesia 15 April 1950 berangkat ke Uni Soviet dan tiba disana selama 2 minggu perjalananan. Tertanggal 3 Mei 1950 Indonesia dan Rusia mengadakan pembicaraan hubungan diplomatik di kedua negara. Selama 1 bulan penuh rombongan diplomat Indonesia kembali ke Jakarta.
“Tidak seperti sekarang dengan mudah ke Rusia, bisa melalui Singapura, Dubai hanya memakan waktu 15 jam perjalanan,“ ucap Irman berdarah Sumatera Barat ini.
Setelah itu, 13 April 1954, Menlu pada saat ini Soebandrio menyerahkan surat kepercayaan kepada Uni Soviet, dan pada bulan September Kedutaan Besar Rusia resmi berkedudukan di Jakarta.
Lalu, 2 tahun kemudian, Menlu dan Uni Soviet menandatangani kerjasama dan pengakuan, yaitu, tidak saling menyerang, tidak saling mencampuri urusan masing-masing, hidup berdampingan dan damai, sama hak dan derajat, dan saling menguntungkan diantara kedua negara.
Penggalan catataan sejarah ini yang membentuk fondasi yang kuat hubungan bilateral antara rusia dan indonesia.
“Sekarang setelah 65 tahun Indonesia dan Rusia telah mencapai kemajuan, hubungan negara menjadi mekar diberbagai bidang, baik investasi, perdagangan, indusatri, wisata, ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang pertahan dan keamanan,” tegasnya.
Tonggak yang dibangun kedua negara berwujud tonggak kenegaraan kunjungan Ketua Dewan Federasi Rusia, Valentino Ivanovna Matviyenko di Kompleks Parlemen Senayan tahun lalu, merupakan jawaban kunjungan Irman ke Rusia sebelumnya.
“Kunjugan- kunjungan ini merupakan bukti meningkatkan kehangatan dan keharmonisan bukan saja antar pemerintrah tapi hubungan legislatif kedua negara, “jelasnya.
Selain Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Y. Galuzin, perayaan Hubungan diplomatik ini dihadiri oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Igor Morgulov, Dirjen untuk Amerika dan Eropa Kemenlu RI Dian Triansyah Djani. (Popi Rahim)