Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

Hoax 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos

Hoax 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos
* Ilustrasi surat suara pemilu 2019. (Foto: cakrawalamedia.co.id)

Jakarta, Obsessionnews.com – Jagat dunia maya dihebohkan dengan kabar temuan tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos. Adalah Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief sebagai pihak pertama yang mengembuskan kabar tersebut. Melalui akun Twitter pribadinya, @AndiArief__, Andi berkicau, “Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar”.

Di saat yang hampir bersamaan juga beredar broadcast message yang berisi informasi temuan tujuh kontainer berisi surat suara di Tanjung Priok. Broadcast tersebut lengkap dengan dua nomor kontak saksi yang diduga ikut melihat dan mengamankan temuan itu. Menurut boradcast itu, kedua saksi sedang ada di Tanjung Priok.

Namun setelah ditelusuri pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) akhirnya dipastikan kabar tersebut hoax alias bohong. KPU menyatakan telah melaporkan kasus tersebut ke Bareskrim melalui sambungan telepon. Sebelum melaporkan kasus tersebut secara resmi pihak KPU menyatakan akan terlebih dahulu mengumpulkan bukti-bukti lain. 

Pegiat media sosial Eko Kuntadhi menilai kabar temuan tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos sengaja diembuskan oleh pihak tertentu dengan maksud untuk mengalihkan isu agama calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Memang belakangan ini publik mulai meragukan keislaman Prabowo setelah beredar video Prabowo ikut merayakan Natal dan keengganannya mengikuti tes membaca Alquran dari Dai Aceh.

“Ketimbang orang menanyakan apa sebetulnya agama Prabowo, lebih baik sebar hoax agar isunya bisa teralihkan. Maka meluncurlah hoax mengenai selang cuci darah dan surat suara. Sejak semalam, grafik pembicaraan soal surat suara menanjak terus. Jelas ada yang mengorkestrasi,” ujar Eko dikutip dari laman Facebooknya, Eko Kuntadhi, Kamis (3/1/2019).

Eko mengatakan, tim kampanye Prabowo-Sandi sedang pusing setelah sebuah video yang diposting seorang kemenakan Prabowo membuat heboh. Sebetulnya isinya biasa saja, kegembiraan dalam acara Natal keluarga. Namun yang mengagetkan di acara itu ada Prabowo yang tampak berjoget riang merayakan Natal secara Kristiani. 

“Dia berjoget riang. Hatinya berbunga merayakan hari raya. Sebuah kegembiraan yang jarang ditemui ketika Prabowo dalam suasana lebaran. Padahal selama ini Prabowo diakui sebagai muslim. Apalagi para pendukungnya banyak dimobilisasi dari masjid-masjid dan pengajian ustad-ustad politik pengasong agama. Ketika mengetahui Prabowo merayakan Natal, para pendukung mulai goyah,” ungkap Eko.

Isu ini semakin diperparah dengan usulan Dai Aceh, yang mengundang para pasangan capres mengukuti tes membaca Alquran. Bagi Aceh, usulan itu biasa saja. Karena memang salah satu aturan pemilihan kepala daerah, wajib dites membaca Alquran. Namun bagi Prabowo undangan ini bisa jadi masalah karena Prabowo sendiri diduga tidak fasih membaca Alquran.

“Masa capres rekomendasi Ijtima Ulama malah Natalan dan gak bisa baca Alquran. Apa gak ngaco, tuh?” ujar Eko sambil terheran.

“Tim kampanye pusing tujuh keliling. Mereka berpikir keras bagaimana cara mengalihkan isu. Tadinya mereka berharap adanya bencana di Lampung dan Banten bakal menutup berita tentang Natalan Prabowo dan tes baca Alquran. Ternyata gak juga. Mulailah dicari cara lain. Prabowo melempar isu yang meresahkan, RS dan dokter menggunakan selang darah tidak steril pada penanganan cuci darah. Satu selang dipakai 40 pasien,” ujarnya menambahkan.

Menurut dia, kabar ini sangat sensitif bagi keluarga pasien cuci darah, karena sama saja menyodorkan diri untuk dibunuh dengan selang yang dipakai bergantian. Prabowo menuding rumah sakit dan dokter melakukan mal praktek. Pelanggaran profesi yang serius. Apa dokter-dokter kita sebiadab persangkaan Prabowo? Akhirnya dokter dan RS protes keras dengan pernyataan Prabowo. 

“Perlu dipikirkan hoax lain untuk mengalihkan. Gayung bersambut, bukan untuk wudhu. Andi Arief, entah dari mana mencuitkan ada 7 kontainer surat suara yang hilang di Tanjung Priok. Wah, isu yang bagus nih,” papar dia.

Hoax tujuh kontainer surat suara sudah tercoblos ini dinilai sangat efektif untuk mengalihkan isu agama Prabowo. Dampak dari berita hoax ini akan berakibat menurunkan kepercayaan publik terhadap KPU yang ujung-ujungnya membuat rakyat curiga dengan hasil Pemilu. Hal ini sangat sejalan dengan pernyataan Prabowo beberapa waktu lalu yang menyatakan bahwa “Kalau kita kalah Indonesia akan punah.”

“Bagaimana cara membuat Indonesia punah? Bikin perang sipil. Buat konflik antar masyarakat. Salah satunya, ciptakan isu Pilpres berlangsung curang. Gosok rakyat dengan keresahan,” kata Eko.

“Soal surat suara itu, jelas hoax. Wong, barangnya belum dicetak, masa sudah dinyatakan hilang. Tapi jika melihat pergerakannya, sejak semalam pasukan cyber mereka bergerak serius mengamplifikasi hoax ini. Statistik pembicaraan meningkat tajam sejak tadi malam. Masuk ke group-group WA. Ramai di media sosial,” sambungnya.

Andi Arief sudah menghapus twitnya. Sejumlah netizen lantas mengomentari dihapusnya postingan itu. Namun, Andi Arief tidak menjawab dan justru mengunggah sejumlah informasi lain, di antaranya soal laporan penerimaan sumbangan dana kampanye Partai Demokrat.  

Ketua KPU Arief Budiman meminta agar penyebar berita bohong tersebut ditangkap. Serta meminta pihak kepolisian melacak penyebar berita bohong tersebut, di antaranya penyebar dan pembuat rekaman yang menyatakan adanya tujuh kontainer surat suara yang telah tercoblos. “Jadi orang-orang jahat yang mengganggu pemilu kita, yang mendelegitimasi penyelenggara pemilu, harus ditangkap. Kami akan lawan itu. Jadi kami sangat berharap pelakunya segera ditangkap,” pinta Arief.

Sementara itu komisioner KPU Hasyim Asy’ari menyikapi serius kabar hoax tersebut. KPU menganggap isu beredarnya surat suara ini merupakan hal serius mengingat surat suara adalah logistik utama pemilu. Padahal hingga kini pihaknya belum mencetak surat suara. “Surat suara itu adalah logistik utama pemilu, di mana suara rakyat diekspresikan dalam surat suara, dan satu-satunya pihak yang dalam undang-undang ditugaskan untuk mengadakan surat suara itu KPU,” ujar Hasyim.

Menurut dia, dengan beredarnya isu surat suara ini mengesankan KPU telah mencetak surat suara secara diam-diam. Sementara itu, terkait pemenang pelelangan saat ini telah diinformasikan KPU dan dapat diakses melalui website KPU. “Ini dipastikan bahwa KPU belum mencetak. Kalau mau ngecek, di website KPU ada, semua di-publish,” tutup dia. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.