Kamis, 25 April 24

Heboh! Taiwan Tolak Mie Sedaap dari Indonesia

Heboh! Taiwan Tolak Mie Sedaap dari Indonesia
* Ilustrasi negaraTaiwan (Phinemo)

Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Taiwan telah menyita lebih dari 4.000 kg mi instan yang terkontaminasi dari Indonesia, Filipina, dan Jepang, serta hampir 1.000 kg minyak camellia karsinogenik dari China pada Selasa (5/7/2022).

Berdasarkan laporan Taiwan News, Selasa (5/7/2022), FDA mengatakan produk-produk tersebut telah melanggar impor pangan. Sebanyak 19 pengiriman ditolak karena mengandung residu pestisida dalam kadar yang berlebihan, termasuk total 4.431,96 kg dari tujuh pengiriman mi instan.

Pengiriman terbesar yang ditolak Taiwan adalah 4.047,4 kg mie cup merek Mie Sedaap dari Indonesia. Dalam mi instan tersebut ditemukan mengandung kadar etilen oksida yang berlebihan dan diimpor dari Perusahaan Grup ELOM Taiwan.

Ada lima jenis produk yang ditolak, antara lain Mie Sedaap Korean Spicy Soup, Kuah Rasa Baso Spesial, Rasa Ayam Bawang Telur, Korean Spicy Chicken, dan Rasa Soto.

Tidak hanya Mie Sedaap, sebanyak 327,6 kg Lucky Me Curly Spaghetti dari Filipina, juga diimpor dari ELOM Group Company, serta 56,96 kg mie cup Acecook dari Jepang, yang diimpor oleh Zhong Xin International Development Co juga disita pihak terkait.

Dari China ada 972 kg Best Camellia Oil yang diimpor oleh Eugene Electronic Co Taiwan. Minyak tersebut ditemukan mengandung kadar karsinogen Benzo[a]pyrene yang berlebihan.

Menanggapi hal tersebut, Marketing Manager Noodle Category Wings Food Katria Arintya Anindyantari membantah jika Mie Sedaap mengandung residu pestisida. Menurutnya, penahanan produk tersebut diakibatkan perbedaan regulasi yang diterapkan di sana.

“Produk Mie Sedaap tidak mengandung residu pestisida. Penahanan Mie Sedaap di negara Taiwan tidak ada kaitannya dengan hal tersebut. Penahanan produk yang terjadi dikarenakan adanya perbedaan regulasi yang diterapkan oleh regulator setempat,” tuturnya kepada detikcom, Kamis (7/7/2022).

Katria pun mengeklaim Mie Sedaap telah dikembangkan dengan standar produksi dan pengawasan ketat, serta memenuhi standar keamanan makanan di seluruh rantai pasokan.

“Kami telah memenuhi standar wajib untuk ekspor, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh sejumlah regulator terkait, termasuk kandungan, pengemasan, hingga pelabelan produk,” katanya. (CNBCIndonesia/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.