
Ekspose hasil survey IReS. (Fikar)
Hasan S
Jakarta : Pemerintah dalam waktu dekat ini akan segera menaikan harga BBM. Meski masih dalam pembahasan namun kebijakan ini mendapat penolakan dari berbagai elemen masyarakat. Berdasarkan hasil survey Indonesian Research and Survey (Ires) masyarakat pulau Jawa lebih dominan menolak kebijakan tersebut, sekalipun dibarengi dengan kempensasi berupa pemberian Bantuan Langsung Tunai atau Kredit Usaha Rakyat.
“Survey ini sebagai bentuk evaluasi terhadap pemerintah,” kata Kepala Devisi Surpey Ires, Indrayadi dalam pemaparannya di hotel Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (5/5/2013).
Jika dilihat berdasarkan regional, masyarakat di pulau Jawa tingkat penolakannya mencapai 62,6 persen sedangkan di Indonesia Timur dan Tengah 56,6 persen, kemudian masyarakat Sumatera 52,2 persen. “Sedangkan masyakat yang setuju, prosentasinya hanya berkisar antara 33,6 persen hingga 44,4 persen,” katanya.
Sebab itu Indrayadi mempertanyakan alasan Menteri ESDM Jerro Wacik yang menyatakan bahwa masyarakat Indonesia sudah siap dengan kenaikan harga BBM. “Datanya dari mana, apa alasannya, jangan- jangan datanya direkayasa,” tutur Indrayadi.
Ires melakukan Survey ini sejak 17 hingga 27 April 2013 di 33 Provinsi, melibatkan 2383 responden dan margin of error 2,01 persen. Populasi survey adalah seluruh warga negara Indonesia berusia 17 tahun ke atas dengan keterwakilan jenis kelamin dan perkerjaan secara berimbang berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2012.