Kamis, 18 April 24

Hari Kebangkitan Perempuan, Bukan Hari Ibu!

Hari Kebangkitan Perempuan, Bukan Hari Ibu!

Jakarta – Hari ini, 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu ke-86. Jika dilihat dari sejarahnya, maka penyebutan “Hari Ibu” lebih tepat disebut sebagai “Hari Kebangkitan Perempuan”.  Demikian pelurusan dari Lembaga Bantuan Hukun Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH-APIK).

“Masyarakat banyak yang kurang paham mengenai sejarah hari ibu. Pada Kongres Perempuan Pertama 22 Desember 1928 yang diperjuangkan adalah perbaikan kedudukan perempuan secara umum. Bukan kedudukan perempuan secara individu,” tegas Direktur LBH-APIK, Mumtahanah, Senin (22/12/2014).

Dengan memilih istilah “Hari Ibu”, jelasnya, posisi perempuan sebagai “individu seorang ibu” diangkat sebagai yang paling penting, bukan peran perempuan sebagai pejuang kepentingan kaumnya dalam arti yang lebih luas seperti memperjuangkan akses anak perempuan pada pendidikan, hak untuk menikah tanpa paksaan, dan bebas dari kekerasan dan poligami.

“Penggunaan istilah “Hari Ibu” juga menitikberatkan perempuan sebagai individu dalam perannya sebagai seorang Ibu.  Sayang, publik sudah terlanjur mengenal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Sebagai ajakan, mari jaga makna Hari Ibu agar tidak mengalami distorsi,” paparnya.

Dalam konteks kekinian, lanjut Mumtahanah, perjuangan perempuan difokuskan pada pengurangan angka kematian ibu, penghapusan kekerasan terhadap perempuan seperti kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual dan kekerasan negara melalui kebijakan-kebijakan yang mendiskriminasikan perempuan.

Pada 2014 Angka Kematian Ibu di Provinsi Banten menduduki posisi kelima secara nasional, yakni mencapai 189/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi sebanyak 818 kasus. Jumlah penduduk yang tinggi, kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan, serta kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat di Banten menjadi penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi di provinsi yang pertama kali dipimpin gubernur perempuan dan tersangkut kasus korupsi.

“Berdasarkan Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2011, kasus kekerasan terhadap perempuan di Banten 4.154 kasus,” tambahnya.

“Selamat Hari Kebangkitan Perempuan!” seru Direktur LBH-APIK. (Pur)

 

Related posts