
Padang, Obsessionnews – Sejumlah bahan pokok di pasaran berangsur naik setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Sabtu (28/3). Bahan pokok yang berangsur naik antara lain gula pasir dan tepung terigu. Sementara jenis lain seperti beras, bawang, cabai dan kentang, tidak berpengaruh atas kenaikan harga BBM.
Eni, seorang pedagang di pasar tradisional Alai, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), mengatakan, setelah harga BBM naik, harga gula berangsur naik. Kenaikan harganya sebesar Rp 500 per kilogram (kg) dari harga Rp 10.500 per kg menjadi Rp 11.000 per kg.

“Harga gula mulai berangsur naik setelah harga BBM naik, yaitu sejak dua hari yang lalu,” kata Eni kepada obsessionnews.com, Selasa (31/3).
Harga tepung juga mulai merangkak naik setelah pemerintah menaikkan harga BBM. Sebelum harga BBM naik, Eni yang biasanya membeli tepung terigu per dus sebesar Rp 95.000, dan setelah harga BBM naik harganya juga naik yaitu menjadi Rp 100.00 per dus.
Namun kenaikan dua bahan pokok tersebut tidak diikuti beras, cabai, bawang dan kentang. Bawang misalnya, meski harganya melambung sudah naik sebelum pemerintah menaikkan harga BBM.
“Harga bawang sudah naik sejak sepuluh hari yang lalu. Saat ini harga jual sebesar Rp 24.000 per kg dari Rp 16.000 per kg saya beli sebelum naik,” tutur Eni.
Harga beras di pasaran sudah naik sejak sebulan lalu. Kenaikan berkisar Rp 500 per kg dari Rp 11.000 per kg.
Harga telur malah mengalami penurunan sejak seminggu yang lalu. “Telur saat ini dijual Rp 27.000 per papan sejak seminggu lalu, sebelumnya harganya Rp 28.000 per papan,” ujar Eni.
Hal yang sama juga diakui Anto. Pedagang yang sehari-hari berjualan di pasar tradisional Alai itu menjelaskan, kenaikan harga bawang cukup tinggi. “Harga bawang naik sudah terjadi sebelum harga BBM naik,” katanya.
Meski kenaikan harga BBM tidak berpengaruh signifikan terhadap kenaikan bahan pokok di pasaran, baik Eni maupun Anto mengakui setelah pemerintah menaikkan harga BBM daya beli masyarakat menurun. Menurut perkiraan Eni, daya beli masyarakat turun mencapai 50 persen.
“Seperti yang sama kita lihat sekarang, yang berbelanja ke sini sepi,” kata Eni sambil menjelaskan bagaimana suasana pasar tradisional Alai saat obsessionnews.com Selasa (31/3) siang memantau harga bahan pokok. (Musthafa Ritonga)