Jumat, 26 April 24

Harga BBM Subsidi Turun, Harga Sembako Juga Harus Turun

Harga BBM Subsidi Turun, Harga Sembako Juga Harus Turun

Jakarta – Menko Perekonomian, Sofyan Djalil, berharap, dengan turunnya harga BBM bersubsidi, diikuti dengan turunnya harga – harga kebutuhan pokok lainnya atau sembako.

“Jika mekanisme pasar dapat bekerja dengan baik maka proses penurunan harga – harga lainnya juga akan berjalan dengan mudah. Kalau tidak turun kita akan lihat struktur pasarnya, berarti ada yang main dan itu harus kita perbaiki,” tambah dia di kantornya, di Jakarta, Jumat (16/1/2014).

Sejauh ini, lanjut Sofyan, struktur pasar Indonesia memang cenderung kurang sehat karena ada beberapa komuditas yang dikontrol oleh beberapa orang saja. Salah satu contohnya adalah semen yang selama ini tidak pernah mengalami penurunan harga.

Di tempat terpisah, sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengumumkan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar dan akan mulai diberlakukan pada awal pekan nanti.

“Mulai hari senin nanti pukul 00.00 WIB harga Premium turun menjadi Rp6.600 per liter, harga solar menjadi Rp6.400,” kata Presiden dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (16/1/2015).

Soal pemberlakukan harga mulai Senin, menurut Sofyan, dengan tujuan untuk memberi kesempatan kepada para pedagang minyak agar tidak merasa kaget dan dirugikan.

“Oleh karena itu pemerintah kali ini memberikan waktu yang cukup. Jadi nanti baru berlaku minggu malam jam 24.00, setelah minggu nanti mereka akan menjual dengan harga baru,” ujar dia.

Penurunan tersebut, lanjut dia, dihitung dari asumsi rata – rata harga minyak dunia per tanggal 25 Desember 2014 sampai tanggal 15 Januari 2015 ini. “Ada angkanya, tetapi saya lupa pastinya berapa,” tambah Sofyan.

Pemerintah sengaja memutuskan membuat kebijakan dengan perhitungan per dua minggu seperti itu dengan tujuan agar tidak ada yang dirugikan. “Supaya tidak terlalu banyak akumulasi, supaya nanti jika harga turun itu keuntungan bagi yang punya stok. Tapi kalau naik juga tidak terlalu menjadi beban bagi yang punya stok,” ujar Menko.

Sebelumnya, pada November 2014 lalu harga BBM sempat naik menjadi Rp8.500, padahal saat itu trend pergerakan harga minyak dunia sedang mulai menurun. Akibatnya tidak sedikit pertanyaan yang muncul baik dari kalangan akademisi ataupun masyarakat umum.

Satu bulan kemudian, pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menggelar rapat dengan PT.Pertamina (Persero) dan memutuskan untuk melepas harga BBM di wilayah Jawa agar sesuai dengan harga pasar.

“Tadi di rapat sudah ada solusinya, jadi untuk Jawa kita lepas harganya sesuai dengan harga pasar,” kata Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang saat ditemui wartawan seusai rapat di Jakarta, Selasa (30/12/2014).

Selain wilayah Jawa, menurutnya pencabutan subsidi juga akan tetap diberlakukan dengan beberapa catatan. Tujuannya agar tidak ada perbedaan yang terlalu tajam antara harga BBM di wilayah Jawa dan di luar Jawa.
Untuk itu pemerintah mengaku akan memberikan penugasan khusus dalam penyalurannya. Dan sebagai bentuk kompensasi, pemerintah juga akan menanggung biaya distribusi BBM keluar Jawa. “Di luar Jawa bukan subsidi namun penugasan khusus,” kata dia.

Dengan mengikuti harga minyak dunia, akhirnya pemerintah melalui Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 39 tahun 2014 memutuskan untuk menurunkan harga BBM turun menjadi Rp7.600 per awal Januari 2015 ini.

Namun sayangnya, penurunan harga BBM yang menyesuaikan dengan setandar harga minyak dunia di awal Januari itu tidak direspon dengan penurunan harga – harga kebutuhan pokok dan tarif kendaraan umum.

Related posts