Sementara Masduki menandaskan, nilai-nilai kemanusiaan itu dapat dipetik salah satunya melalui kesadaran di Arafah terdapat Jabal Rahmah, bertemunya Adam dan Hawa.
“Pertemuan inilah yang kemudian melahirkan peradaban manusia,” ujarnya.
Dadang dan Masduki juga sepakat agar jemaah pada saat di Arafah lebih banyak berada di dalam tenda untuk salat, zikir dan bermuhasabah.
“Kuncinya manajemen waktu yang baik, dan beribadah secara cerdas. Karena di Tanah Suci inilah, nilai ibadah dilipatgandakan karena keistimewaan ruang dan waktu,” kata Masduki.
Ia menambahkan, mereka yang meraih kemabruran akan terlihat dengan perubahan orientasi kehidupan pascahaji.
“Perubahan itu ditandai dengan yang semula cenderung duniawi, sekarang lebih memikirkan ukhrawi,” tegasnya. (red/arh)
Baca juga:
Menag Beberkan 10 Inovasi Penyelenggaraan Haji 2018
Armuzna Siap 100 Persen Ditempati Jemaah Haji Indonesia
Survei Haji, Kemenag Kirim Peneliti ke Saudi
Formula 5-5-3, Kunci Keberhasilan Penyelenggaraan Haji
Bukan Termasuk Wajib Haji, Pemerintah Tidak Fasilitasi Tarwiyah