Senin, 16 September 24

Hadapi AEC 2015, Kualitas SDM Berbasis Kompetensi Perlu Dipacu

Hadapi AEC 2015, Kualitas SDM Berbasis Kompetensi Perlu Dipacu

Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto (ist).

 

Imar
Jakarta-Dalam beberapa tahun mendatang Indonesia dihadapkan pada persoalan yang sangat dinamis, baik di bidang politik maupun bidang ekonomi dan bidang usaha. Di tahun 2014, Indonesia akan dihadapkan pada pergantian para pembuat undang-undang di DPR dan Presiden. Selanjutnya pada tahun 2015 harus menghadapi berlakunya Asean Economic Community(AEC).

“Berbagai persiapan dari sekarang memang harus terus dipacu tanpa harus merasa cemas. Kita harapkan semua pihak bisa lebih optimis, rasional serta percaya diri dalam menghadapi AEC,” ungkap Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto (25/6).

Dalam persiapannya, kata Suryo, permasalahan struktural dalam perekonomian harus segera terpecahkan. Pasalnya, selama ini ekonomi Indonesia  masih saja menghadapi kendala infrastruktur, ketersediaan energi, daya saing industri, penyediaan lahan,  birokrasi dan masih banyak masalah lain.

Tak terkecuali dalam hal ketenagakerjaan yang menghadapi masalah rendahnya produktivitas tenaga kerja. “Sumber Daya Manusia yang kompeten harus disiapkan, karena masih banyak industri padat karya yang kekurangan tenaga kerja kompeten sehingga berpengaruh pada produktivitasnya, apalagi pada industri yang menggunakan teknologi tinggi” ungkap dia.

Menurut Suryo, tingkat produktivitas merupakan faktor penting dalam pertumbuhan perekonomian. Produktivitas dapat menjadi daya tarik investasi dan memperluas lapangan pekerjaan. “Produktivitas  juga tergantung pada penguasaan teknologi yang memerlukan kompetensi SDM yang lebih tinggi,”ujarnya.

Kadin mencatat, menurut prediksi berbagai lembaga penelitian, tenaga kerja di ASEAN akan mencapai sekitar 320 juta pada tahun 2015. Dengan  jumlah penduduk ASEAN dipredikasi mencapai lebih dari 600 juta pada tahun 2015, maka dari sisi supply ASEAN akan mampu mencukupi kebutuhan tenaga kerja.

Diperkirakan peningkatan jumlah tenaga kerja akan terjadi di negara-negara yang ekonominya masih lemah antara lain Filipina dan Kamboja.  Thailand, Singapura, Malaysia dan Brunei bahkan diperkirakan akan mengalami kekurangan tenaga kerja setelah tahun 2015.

“Dengan gambaran seperti itu, ternyata selain menciptakan ancaman, AEC juga membuka peluang usaha dan peluang pekerjaan. Oleh karena itu menjadi sangat penting bagi pemerintah dan semua pihak menyiapkan program-program jangka pendek guna meningkatkan produktivitas SDM,” ujar Suryo.

Menurut dia, program jangka pendek peningkatan produktivitas tersebut terutama perlu difokuskan pada kebijakan penguatan SDM pada sektor UMKM dan bukan hanya persiapan SDM sebagai buruh bagi usaha skala besar. “Melalui program penciptaan enterpreneurship di sektor UMKM, kita akan tetap menjadi tuan rumah bagi perekonomian Indonesia,” kata Suryo.

Seperti diketahui jumlah enterprenueur nasional hanya berjumlah 0,18%. Sementara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan sustainable,  Indonesia memerlukan jumlah entepreneur sebesar lebih dari 2% atau sekitar 4 juta  orang.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.