Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

Gus Sholah: Saya NU yang Masyumi

Gus Sholah: Saya NU yang Masyumi
* Gus Sholah dan penulis. (Foto: dok. pribadi Lukman Hakiem)

Sesuai kesepakatan, Senin malam, ditemani anak sulung M. Almanfaluthi Hakiem, saya datang di kediaman Gus Sholah. Beliau menyambut kami dengan ramah.

Dalam obrolan, Gus Sholah mengaku senang diminta memberi endorsement untuk tokoh yang dikaguminya. “Gambaran tentang Pak Natsir dalam ingatan saya adalah seorang tokoh sederhana dengan baju koko putih, dan sorban putih melilit di lehernya,” kata Gus Sholah sambil menambahkan, “Saya ini NU yang Masyumi.”

Keesokan harinya, sesudah subuh, masuk endorsement dari Gus Sholah sebagai berikut:

“Pak Natsir adalah pemimpin Islam terkemuka pada tahun 1950-an, yang mengusulkan supaya negara Republik Indonesia Serikat (RIS) diubah menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pak Natsir adalah tokoh pemikir Islam yang menonjol pada masanya, yang pernah berpolemik dengan Bung Karno tentang hubungan negara dan Islam. Tokoh muda Islam yang menonjol, seperti Nurcholish Madjid dan Yusril Ihza Mahendra, pernah disebut sebagai Natsir muda. Seperti tokoh-tokoh masa lalu, Pak Natsir adalah tokoh yang sederhana, berani dan jujur. Ucapan beliau sejalan dengan tindakan. Buku ini menampilkan Pak Natsir sebagai salah satu teladan bagi generasi milenial dalam hal kepemimpinan yang bersih, santun, punya prinsip, dan berani memperjuangkan prinsip itu.” — Salahuddin Wahid, Pengasuh Pesantren Tebuireng.

Tidak lama kemudian masuk lagi pesan dari Gus Sholah yang berharap agar endorsement sesuai dengan harapan. Saya jawab bahwa endorsement Gus Sholah jauh melampaui harapan. Jawaban saya direspons oleh Gus Sholah: “Alhamdulillah. Sebelum subuh adalah saat yg tepat untuk menulis. Saya ingin hadir kalau buku itu diluncurkan.”

Menjelang peluncuran buku,  saya usulkan kepada penerbit Pustaka Al-Kautsar supaya mengundang Gus Sholah, dan meminta beliau memberi sambutan peluncuran. Secara pribadi, saya kirim undangan melalui pesan WA. Sayang, karena alasan kesehatan, Gus Sholah tidak bisa hadir.

“Terima kasih undangannya. Sayang sekali sedang kurang sehat. Harus banyak istirahat di rumah.”

Saya merasa sudah sangat tepat mengundang Gus Sholah memberi endorsement untuk Biografi Mohammad Natsir, dan Gus Sholah sudah memberi endorsement yang jauh melampaui harapan saya.

Oleh karena endorsement yang sangat mengena, saya dan penerbit sepakat menempatkan penggalan endorsement Gus Sholah di kulit depan.

Itulah tanda terima kasih dan penghormatan kami kepada Gus Sholah.

Selamat jalan Gus. Surga menantimu.

Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu. []

Pages: 1 2 3 4 5

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.