Jumat, 19 April 24

Gubernur Baru Harapan Baru

Gubernur Baru Harapan Baru
* Calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017, Agus Harimurti Yudhoyono, bersama para pendukungnya.

Jakarta, Obsessionnews.com –  Pengusungan pasangan calon (paslon) gubernur DKI Jakarta  pada Pilkada 2017 diwarnai kejutan. PDI-P yang berkoalisi dengan Golkar, Nasdem, dan Hanura sepakat mengusung Gubernur dan Wakil Gubernur petahana DKI, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat. Duet Ahok-Djarot resmi dideklarasikan di kaantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P, Jl Dipongoro, Jakata Pusat, Selasa (20/9/2016).

Diusungnya Ahok-Djarot itu tak mengejutkan, sebab hal itu sudah dprediksikan oleh sejumlah pengamat.

Tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta: Anies Baswedan, Sylviana Murni, Agus Harimurti Yudhoyono, Basuki Tajahaja Purnama atau Ahok, Sandiaga Uno, dan Djarot Saiful Hidayat.

Kejutan justru muncul dari Cikeas, kediaman Ketua Umum DPP Partai Demokrat yang juga mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).  Koalisi Cikeas yang terdiri dari Patai Demokrat, PPP,  PAN, dan PKB secara mengejutkan mengusung putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono. Agus  yang saat itu anggota TNI AD dengan pangkat mayor diduetkan dengan Sylviana Murni , Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Pemeintah Povinsi (Pemprov) DKI.  Duet Agus-Sylvi diumumkan di Cikeas, Jumat (23/9/2016) dini hari.

Setelah resmi diumumkan sebagai paslon gubernur dan wagub , Agus mengundurkan diri dari TNI. Demikian pula dengan Silvy. Ia berpamitan dengan bosnya, Ahok.

Sebelumnya nama Agus dan Sylvi tak pernah diperhitungkan. Saat itu yang santer diisukan bakal diusung Partai Deemokrat adalah Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra.  Yusril  melamar ke beberapa partai sebagai cagub, antara lain ke Partai Demokrat, Gerindra,  Golkar, PKS, PAN, dan PDI-P.  Yusril yang juga pakar hukum tata negara dinilai figur yang mampu menandingi Ahok.

Agus dan Sylvi beragama Islam. Agus bersuku Jawa, sedangkan Silvy bersuku Betawi.  Mereka membidik pemilih muslim  serta bersuku Jawa dan Betawi. Selain itu mereka mengincar pemilih muda.

Kejutan juga datang dari kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jl Kertanegara, Kbayoan Baru, Jakarta Selatan, Jumat (23/9/2016) sore. Hari itu Prabowo mengumumkan paslon yang diusung Gerindra dan PKS, yakni Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Sebelumnya kader Gerindra, Sandiaga Uno,  santer disebut sebagai cagub dan waklnya dari PKS, Mardani Ali Sera. Namun,  setelah dilakukan perundingan akhirnya nama Mardani dicoret. Gerindra dan PKS sepakat mengusung Anies sebagai cagub, sedangkan Sandiaga sebagai cawagub.

Anies bukan kader partai apapun. Mantan Menteri  Pendikan dan Kebudayaan dan eks juru bicara tim sukses Jokowi-JK pada Pilpres 2014 ini, boleh dibilang ibarat mendapat durian runtuh. Ia tidak pernah melamar sebagai cagub maupun cawagub ke parpol apa pun.

Elektabilitas Agus-Sylvi Tertinggi

Mulanya banyak pihak yang memandang sebelah mata pada paslon Agus-Sylvi.  Maklumlah, mereka belum berpengalaman di pentas politik. Pandangan negatif itu tak membuat Agus-Sylvi berkecil hati, dan justru hal itu melecut semangat mereka untuk merebut hati rakyat.

Hasil survei beberapa lembaga survei menyebut elektabilitas Aus-Sylvi paling tinggi.

Pelan tapi pasti popularitas Agus-Sylvi melejit. Kampanye mereka senantiasa dibanjiri  massa. Saat mereka blusukan pun mendapat sambutan meriah dari warga.

Para pendukung Agus-Sylvi mengusung slogan “Gubernur Baru Harapan Baru”. Mereka mengklaim warga menginginkan gubernur baru yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan warga.

Hasil survei yang dilakukan beberapa lembaga survei  menunjukkan elektabilitas Agus-Sylvi mengungguli lawan-lawannya. Hasil survey LSI Denny JA yang dirilis pada Desember 2016 menyebutkan sebanyak 33,6 persen responden memilih Agus-Sylvi. Ahok-Djarot berada di peringkat kedua dengan  dukungan 27,1 persen, dan di posisi terakhir Anies-Sandi mendapat dukungan 23,6 persen. Pemilih yang belum memutuskan (undecided voters) sebesar 15,70 persen.

Pada November 2016, survei Indikator menyebut elektabilitas Agus-Sylvi sebesar 30,4 persen, diikuti Ahok-Djarot (26,2 persen), dan Anies-Sandi (24,5 persen).

Masih di bulan November 2016 lembaga survei Poltracking Indonesia merilis elektabilitas Agus-Sylvi sebesar 27,29 persen, Ahok-Djarot ( 22 persen), dan Anies-Sandi (20,42).  persen. Sebanyak 29.66 persen pemilih masih belum memilih.

Ada juga survei Charta Politika di bulan November yang menyebut Agus-Sylvi memperoleh 29,5 persen, Ahok-Djarot (28,9 persen), dan Anies-Sandi (14,9 persen).

Survei yang dilakukan Litbang Kompas pun menunjukkan Agus-Sylvi berada di atas angin, yakni elektabilitasnya 37,1 persen, Ahok-Djarot (33 persen), dan Anies-Sandi (19,5 persen). Responden yang belum menentukan pilihan tercatat sebesar 10,4 persen.

Meski diunggulkan di beberapa survei, Agus tetap merendah. Ia akan terus bekerja keras untuk memenangkan Pilkada yang akan digelar pada 15 Februari.

“Saya siap libatkan warga dalam setiap penentuan kebijakan. Pembangunan di Jakarta harus dilakukan dgn adil. Jakarta Untuk Rakyat! -AHY-,” kicaunya di akun Twitter,  ‏@AgusYudhoyono, (Selasa (24/12017).

Dukungan untuk Agus-Sylvi terus mengalir dari berbagai elemen masyarakat. Sebanyak 60 ormas/lembaga di bawah Forum Komunikasi Lembaga Dakwah Jakarta menyatakan dukungan kepada Agus-Sylvi.

Apakah Agus-Sylvi akan bikin kejutan dengan memenangkan Pilkada DKI 2017? (@arif_rhakim)

Baca Juga:

Senator DKI Dukung Agus-Sylvi Viral di Medsos

Agus-Sylvi Dapat Dukungan Terbanyak di Medsos

Puluhan Pendukung Agus-Silvi Konvoi Yel-yel di Jalan Raya

Kinerja Ahok di Bawah NTT di Mata Ombudsman

Apakah Ahok Berprestasi di Aspek Pelayanan Umum, Pendidikan, Kesehatan, dan PU ?

Hastag #AhokSumberKegaduhan Tren di Medsos

 

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.