Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

Golkar, Pohon Tua yang Coba Bertahan?

Golkar, Pohon Tua yang Coba Bertahan?

Munas Golkar ke IX di Bali secara aklamasi memilih Aburizal Bakrie (ARB) menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar. Banyak pengamat menilai terpilihnya sesuatu yang aneh.Mengapa? Karena selama partai beringin itu dipimpin ARB tidak menaik, justeru perolehan suaranya di Senayan menurun. Pengamat Politik, Burhan Muhtadi mengatakan baru kali ini dalam sejarah perpolitikan nasional, jumlah kursi dewan dari partai beringin tersebut kurang dari seratus.

Golkar adalah partai tua yang masih tetap eksis. Sudah lima puluh tahunan parpol ini malang melintang dijagat perpolitakan nasional. Partai ini dikenal sebagai partai pemerintah. Karena hampir semua pemerintahan Golkar selalu terlibat. Hanya untuk pemerintahan kali ini, pemerintahan Jokowi, Golkar sepertinya menjaga jarak. Pertanyaannya adalah apakah benar Golkar masih akan  menjaga jarak?

Jawabnya ya tetap akan menjaga jarak jika Golkar tetap dipimpin ARB. Mengapa? Karena meskipun sudah ada Munas di Bali, tetapi sebagian besar pentolan Golkar rencananya masih akan menggelar Munas yang sama di bulan Januari 2015 Seperti dikatakan Agung Laksono, Priyo Budisantoso dan kawan-kawan, bahwa mereka baru akan menggelar Munar Golkar Januari mendatang. Bamana dengan Munas di Bali?

Barangkali dari sudut pandang ARB dan kawan-kawan Munas di Bali sah, tetapi dari sudut pandang tokoh Golkar yang bersebrangan dengannya seperti Agun Gunarsa dan lainnya, Menganggap munas tersebut inkonstitusional. Pertanyaannya adalah siapakah yang berhak menilai sah tidaknya suatu Munas?

Karena Indonesia Negara hukum, maka sah tidaknya suatu kegiatan yang bersifat nasional dan melibatkan banyak orang, tentunya harus mendapat restu pemerintah. Memang benar undang-undang mengatur bahwa Munas tidak perlu ijin pemerintah cukup dengan pemberitahuan saja. Namun harus diingat kita adalah bangsa yang terkenal santun dan beradab. Maka etika harus tetap kita jaga, sopan santun garus diutamakan, jangan kita utamakan menang-menangan.

Lepas dari itu pertanyaan yang muncul sekarang adalah mau dikemanakan Golkar?Sepanjang Golkar dipimpin ARB, kemungkinan Golkar tetap akan berseberangan dengan pemerintah. Apalagi ARB adalah coordinator Koalisi Merah Putih (KMP). Dan untuk mengkokohkan posisinya di KMP, ARB membuat statement bahwa karena factor usia, dia tidak akan mencalonkan Presiden di Pilpres mendatang. ARB mungkin benar tidak akan nyalon, tetapi siapa menjamin Golkar tidak akan mengajukan calon Presiden sendiri?

Golkar ibarat pohon tua. Jika kelapa semakin tua semakin banyak santannya. Namun hukum alam berbeda pohon yang tua pasti ada yang keropos. Kalau tidak dijaga dan diperhatikan, bisa roboh.Dalam siklus jawa ada yang disebut windu. Setiap windu sekali diyakini terjadi perubahan, Satu windu delapan tahun.  Jadi setiap periode delapan tahunan diyakini ada perubahan era. Dan setiap empat windu sekali biasanya terjadi regenerasi.

Yunani kuno ada siklus yang hampir sama, tetapi mereka gunakan siklus tujuh waktu. Berarti setiap tujuh tahun akan terjadi perubahan, dan setiap empat waktu siklus tujuh tahunan. Jadi jika menghitung model siklus jawa, maka setelah 32 tahun Golkar mesti regenerasi. Jika model siklus Yunani,maka setelah 28 tahun Golkar harus menata diri menjadi muda kembali. Apakah Golkar melakukannya?

Boleh saja semua kepercayaan tadi dianggap takhayul, tetapi jangan lupa bahwa hukum alam mengatakan semua yang ada di dunia ini pasti menjadi tua dan pasti akan mati. Demikian pula Golkar, pohon tua ini bisa saja akan tumbang kalau tidak dijaga dan dirawat dengan baik. Golkar seperti pohon tua lainnya, hukum alam pasti berlaku juga untuknya. Dan tanda keretakan atau kekeroposan itu telah muncul.

Penentangan terhadap Munas Bali yang dilakukan Agung Laksono dan kawan-kawan jangan dianggap remeh. Karena mereka membawa pula sejumlah gerbong ormas, seperti Kogoro, AMPI dan lainnya. Mereka pasti akan menjadi batu sandungan untuk ARB. Dan kekuatan ini sepertiangin putting beliung untuk merobohkan pohon tua tersebut. Sekarang pertanyaannya adalah apakah akar ARB cukup kuat untuk menopang pohon tua Golkar? (Arief Turatno, wartawan senior)

 

Related posts