Selasa, 21 Maret 23

Golkar dan PPP Terancam Tak Diajak Koalisi di Pilkada

Golkar dan PPP Terancam Tak Diajak Koalisi di Pilkada

Jakarta, Obsessionnews – Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Mohammad Nabil menilai, partai lain kemungkinan tidak mau bergabung dengan Partai Golkar dan Persatuan Pembangunan (PPP) untuk berkoalisi dalam pelaksanaan Pilkada serentak. Sebab, keduanya masih disibukkan dengan konflik ‎di internal partainya masing-masing..

Menurutnya,‎ kemungkinan itu bisa terjadi karena dengan adanya konflik tersebut, kedua partai terancam tidak bisa mengikuti Pilkada serentak yang rencananya akan dilaksanakan pada Desember 2015. Kemudian, partai lain akan menghitung kembali keuntungan bila harus berkoalisi dengan Golkar dan PPP.

Ketika berbicara politik praktis, Nabil mengatakan Parpol pasti berfikir pragmatis untuk bisa memenangkan calonnya dalam Pilkada. Namun, bila menyelesaikan konflik di internal partai saja tidak bisa, ‎maka Parpol dipastikan enggan berkoalisi baik secara elektoral maupun untuk pemenuhan persyaratan pencalonan.

“Konflik yang berkepanjangan inilah yang membuat dua partai ini tak memiliki daya tarik karena akan direportkan oleh klaim-klaim kubu masing-masing dan itu tak produktif bagi calon yang mau berkompetsisi,” ujarnya saat dihubungi, Senin (4/5/2015).

Hal lain yang ditakutkan oleh Parpol lain yakni, ketika mereka sibuk mensosialisasikan program-program pasangan calon ke masyarakat, bisa jadi Golkar dan PPP masih disibukkan dengan klaim-klaim kebeneran mengenai siapa yang paling sah untuk mengurus partainya masing-masing.

Meski demikian lanjut Nabil‎, masih ada kemungkinan kedua partai ini tidak ditinggal oleh partai lain. Alasanya, disatu sisi Golkar dan PPP juga masih memiliki kader-kader yang potensial untuk diajak berkoalisi. Kepopoleran mereka masih dibutuhkan untuk bisa memenangkan Pilkada.

Misalnya, PPP di Pontianak mempunyai kader bagus, prestasi juga lumayan sehingga dengan sendirinya partai-partai lain akan merapat ke PPP. Begitu juga dengan Golar. Di Sumatera Selatan (Sulses) juga mempunyai kader yang relatif kuat seperti Alex Noerdin dan lainnya. Namun, di daerah lain kondisinya berbeda.

“Jika PG atau PPP memiliki calon yang kuat di daerah masing-masing tempat Pilkada akan berlangsung, maka dengan sendirinya partai-partai lain akan berkoalisi dengan mereka. Tapi jika tidak, maka dua partai ini akan ditinggalkan oleh partai-partai lain,” jelasnya. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.