Rabu, 4 Oktober 23

Gita Wirjawan: Korsel Punya Gangnam Style, Indonesia Harus Punya Garuda Style

Gita Wirjawan: Korsel Punya Gangnam Style, Indonesia Harus Punya Garuda Style
Gita Wirjawan (ist).

 

Jenewa–  Ketika Korea Selatan memiliki ‘Gangnam Style’, maka Indonesia juga harus dapat memiliki ‘Garuda Style.Hal itu ditegaskan oleh Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan saat menjadi panelis pada diskusi mengenai Aid for Trade, Value Chains and Intra-Asian Trade dalam forum The 4th Global Review of Aid for Trade di Jenewa, Swiss pada 8 Juli 2013 lalu seperti dikutip situs Kementerian Perdagangan RI, Kamis (11/7).

 

 Tentu saja pernyataan tentang ‘Gangnam Style’ dan ‘Garuda style’ ini bukan tentang tarian ala Korea Selatan yang tersohor itu, tapi tentang bagaimana perekonomian Korea Selatan dapat maju begitu pesat dalam waktu yang tidak terlalu lama,” jelas Gita dalam keterangan pers Kemendag hari ini (11/7).

 

Korea Selatan kata Gita memiliki 4 kekuatan utama, yaitu perkembangan teknologi, kesejahteraan ekonomi, budaya, dan demokratisasi. Sementara, Indonesia saat ini juga memiliki modal utama yang sangat penting untuk menjadi negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, diantaranya keamanan, stabilitas moneter, stabilitas fiskal, dan stabilitas demografi.

 

 

 

Menurut Gita, modal utama yang dimiliki Indonesia tersebut merupakan modal yang sangat besar untuk berpastisipasi dalam Global Value Chain karena Asia saat ini merupakan ‘World’s Factory’. Asia sangat diuntungkan dengan adanya investasi dan perdagangan yang terbuka, yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan share perdagangan Asia terhadap dunia sebesar 30 persen pada tahun 2011, dimana pada tahun 1960 hanya sebesar 11 persen.

 

 

 

Gita memaparkan bahwa saat ini terjadi peningkatan kerja sama Selatan-Selatan khususnya dalam kerangka aid for trade dan semakin banyak negara berkembang yang terlibat dalam aid for trade. “Hal ini disebabkan karena negara berkembang memiliki pengalaman secara langsung mengenai efektivitas pengelolaan bantuan guna meningkatkan kapasitas dalam investasi dan perdagangan internasional,” ujarnya.

 

 

 

Dalam diskusi panel ini, selain Mendag RI, turut menjadi panelis adalah Menteri Perindustrian dan Keuangan Laos, Nam Viyaketh; President Federation of Pakistan Chambers of Commerce, Zubair Ahmed Malik; dan Executive Secretary, United Nations Economic and Social Commission for Asia and The Pacific. Diskusi ini dihadiri lebih dari 43 menteri negara-negara anggota WTO dan 1.500 peserta.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.