Sabtu, 20 April 24

GFI Gelar Diskusi ‘Aktualisasi Politik Luar Negeri RI Bebas-Aktif’

GFI Gelar Diskusi ‘Aktualisasi Politik Luar Negeri RI Bebas-Aktif’
Ada tren mengkhawatirkan yang kiranya perlu mendapat perhatian para stakeholders kebijakan luar negeri, yaitu tren ke arah skema Kutub Tunggal alias Unipolar yang dimotori oleh AS dan Uni Eropa.

Jakarta, Obsessionnews.com – Lembaga pengkajian geopolitik Global Future Institute (GFI) bekerja sama dengan mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Nasional, Jakarta, yang tergabung dalam media nasional Vox Muda akan menggelar diskusi terbatas bertema “Membangun Strategi Perimbangan Kekuatan Dalam Rangka Mengaktualisasikan Kembali Politik Luar Negeri RI yang Bebas dan Aktif. Diskusi akan diselenggarakan di kantor GFI, Wisma Daria, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (5/12/2016) pukul 13.00 – 17.00 WIB.

Direktur Eksekutif GFI dalam siaran pers yang diterima Obsessionnews.com, Sabtu (3/12) menyebutkan bergesernya persaingan global negara-negara adikuasa di Asia Tenggara, para stakeholders kebijakan luar negeri RI harus dijiwai oleh Dasa Sila Bandung 1955 dan komitmen Gerakan Non Blok 1961.

Bagi GFI dan Vox Muda, ada tren mengkhawatirkan yang kiranya perlu mendapat perhatian para stakeholders kebijakan luar negeri, yaitu tren ke arah skema Kutub Tunggal alias Unipolar yang dimotori oleh AS dan Uni Eropa. Sehingga sudah saatnya bagi para pemangku kepentingan kebijakan luar negeri RI, khususnya Kementerian Luar Negeri, untuk menjabarkan konsepsi Politik Luar Negeri Bebas dan Aktif dengan didasari gagasan untuk membendung dan menetralisasikan skema Uni Polar AS dan Uni Eropa tersebut.

Beberapa narasumber dan peserta aktif yang sudah menyatakan kesediaannya untuk hadir antara lain Leonard Felix Hutapea (Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan kawasan Amerika Serikat-Eropa, Kementerian Luar Negeri RI), Brigjen Sunaryo ( Direktur Kerjasama Internasional, Kementerian Pertahanan RI), Basilio Araujo (Asisten Deputi Bidang Keamanan dan Ketahanan Kemenko Kemaritiman RI), June S Syarief (Kepala Seksi Afrika, Eropa, dan Rusia, Kementerian Perdagangan RI), Desmon Satria Andrian (Pengkaji politik luar negeri RI kawasan Afrika, dari Museum Konferensi Asia-Afrika, Bandung) dan  Nurachman Oerip, mantan Duta Besar RI untuk Rusia dan Kamboja. (@arif_rhakim)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.