
Jakarta, Obsessionnews – Dugaan kasus pelecehan seksual terhadap anak yang terjadi di Sekolah HighScope Jakarta benar-benar mengejutkan. Pasalnya, kasus ini kembali terjadi di saat Pengadilan tengah menyidangkan perkara-perkara serupa yang terjadi di sekolah internasional lainnya yakni Jakarta International School (JIS).
“Nampaknya, hukuman berat bagi para pelaku dalam kasus JIS sama sekali tidak menimbulkan efek jera bagi pelaku di tempat lain,” tegas
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, S Dasco Ahmad SH MH, Minggu (5/4/2015).
Anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra ini menyayangkan, Sekolah yang seharusnya menjadi salah satu tempat teraman bagi anak-anak, justru menjadi tempat yang sangat mengerikan bagi mereka.
“Yang sangat kami khawatirkan adalah jika kasus di JIS dan Sekolah High Scope ternyata hanya merupakan fenomena gunung es, artinya masih banyak kasus serupa yang saat ini belum terungkap ke publik,” sesal Politisi Gerindra.
Dalam kondisi seperti ini, ia berharap, negara melalui aparat penegak hukumnya harus bisa benar-benar hadir dan memberikan perlindungan terhadap anak. “Perlindungan paling konkrit adalah memastikan seluruh pelaku maupun mereka yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dapat ditangkap dan dihukum berat guna mempertanggung-jawabkan perbuatannya,” tandas Dasco.
Selanjutnya, tegas dia, pihak Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan juga harus dipaksa bisa melakukan langkah-langkah antisipasi demi mencegah terjadinya praktek pelecehan seksual di lingkungan sekolah. “Harus ada sanksi yang keras dari negara terhadap sekolah-sekolah yang terbukti tidak mampu memberikan perlindungan pada anak didiknya!” serunya.
Dalam kasus Sekolah HighScope, Dasco mendesak pihak Polri harus bisa bergerak cepat dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan. “Jika bukti-bukti sudah cukup, sebaiknya para tersangka segera dikenakan penahanan,” tutur Anggota Komisi Hukum DPR RI ini.
Ia pun mengkhawatirkan jika pengusutan kasus ini berjalan lamban, para pelaku bisa mengulangi perbuatannya, mengilangkan barang bukti dan mengintimidasi saksi-saksi.
Selain itu, pinta dia, Polri harus melibatkan lembaga-lembaga terkait dalam pengusutan kasus ini seperti Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) agar korban bisa benar-benar memberikan keterangan dengan tenang.
“Partai Gerindra sangat concern terhadap perlindungan anak, kami akan kawal ketat penanganan kasus Sekolah HighScope agar bisa benar-benar diusut hingga tuntas,” paparnya.
“Kami akan maksimalkan semua jaringan yang kami miliki agar para korban dan keluarga korban bisa mendapatkan keadilan. Bahkan kami akan ‘pasang badan’ jika sampai terjadi serangan balik terhadap korban dan keluarga korban berupa tuduhan jika mereka melakukan pemerasan,” tambahnya.
Ia menegaskan, anak adalah tunas, potensi, dan penerus cita-cita perjuangan bangsa. Mereka memiliki peran strategis karena merekalah yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan.
“Kejahatan seksual terhadap anak jelas dapat dikategorikan sebagai kejahatan luar biasa seperti halnya kejahatan korupsi, teorirsme dan narkotika,” tandasnya. (Asma)