Kamis, 18 April 24

Gelora di Barcelona

Oleh: Denny JA

Ketika menginjakkan kaki pertama masuk ke Barcelona, Spanyol, saya membekali diri dengan kutipan Carlos Ruiz Zafon. Ia novelis Spanyol. Katanya, Barcelona kota yang sangat tua. Sejarah menghantuinya. Di setiap pojok jalan, kau akan merasakan jejak sejarah.

Memang saya merasakan banyaknya jejak sejarah. Namun saya juga merasakan hal lainnya yang lebih menonjol. Yaitu sebuah passion, gelora. Bentuk bangunan, warna, dan dinamika arsitekturnya di bagian kota tua, seolah mensinerjikan sebuah gelora.

Saya langsung teringat lagu Fariz RM di tahun 80an. Itu masa SMA. Fariz RM yang kala itu tengah populer sebagai musisi menyanyikan sebuah lagu yang menyinggung Barcelona. Saya lupa liriknya. Namun ingat tekanan lagu di akhir: Cintaku di Barcelona.

Om Googlepun menjadi tempat mencari info. Akhirnya saya jumpa lagi dengan lagu itu. Kini lagu Barcelona karya Fariz RM saya nikmati di kota Barcelona.

Lagu itu berkisah cinta yang bersemi di Barcelona antara sang turis dengan senorita. Di tengah musik Flamenco, sang senorita mengajaknya berdansa.

Saya cuplik lirik lagunya cukup panjang:

Gemerlap Pesta Kota
Seolah Getar Flamenco Mengalun Jiwa
Kududuk Terhanyut Nuansa
Disudut Semarak Plaza Catalonia

Kala Sepasang Mata…
Menatapku Manja…
Mengajak Berdansa
Sapanya “Quiere Usted Bailar Conmigo?”

“Quiere Darme Su Direccion Senorita?”
Kuingin Kau Ajak Serta Malam Ini
“Como Se Pronucia Oh Juwita”
Ingin Kunyatakan Cinta Sepenuh Hati

Mungkin Esok Kukan Pergi
Tapi Kuberjanji
Pasti Diriku Kembali
Untuk Cinta Yang Tertinggal
Dijantung Barcelona

Peluklah Diriku Mesra… Dalam Cinta
Sebagai Pengikat Rindu
Akan Kukenang Slalu
Cintaku Di Barcelona

Tak hanya liriknya yang bergelora. Musik dan alunan gitar lagu itu sungguh dinamik.

-000-

Tak lama kemudian, pemandu turis membawa kami ke pantai. Ratusan muda mudi dengan pakaian mini berjemur dan berendam di air laut.

Kamipun berkeliling kota. Pemandu tur menunjukkan jalan kecil. Di sana Picasso menghabiskan masa remaja, katanya. Walau tak lahir di Barcelona, masa kreatif Picasso terbentuk di sini. Juga kisah cinta Picasso dengan banyak wanita.

Di malam hari, ketika makan malam, dua anak muda menyanyi cukup dengan gitar saja. Sambil menunggu matahari terbenam jam 21.00 karena era musim panas, lagu bergelorapun dimainkan. Menambah lengkap potret Barcelona. Kota yang bergelora.

Di tangan seniman, gelora berubah menjadi maha karya. Di tangan pemikir, gelora menjelma gagasan cemerlang. Di tangan pemimpin, gelorapun mengubah sejarah. (***)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.