Kamis, 25 April 24

Gelar Perayaan Idul Fitri, Presiden AS Serukan Perangi Islamophobia

Gelar Perayaan Idul Fitri, Presiden AS Serukan Perangi Islamophobia
* Presiden AS Joe Biden dan Imam Masjid Muhammad di Washington, resepsi Idulfitri di Gedung Putih, 2 Mei 2022. (VOA)

Meski beragama Katolik, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden saat merayakan acara resepsi Hari Idul Fitri, Senin (2/5/2022), menyerukan toleransi beragama dan perangi Islamophobia.

Dalam perayaan itu, Joe Biden memuji kontribusi Muslim Amerika. “Muslim membuat bangsa kita lebih kuat setiap hari, sekalipun mereka terus menghadapi tantangan dan ancaman nyata dalam masyarakat kita, termasuk kekerasan yang menarget mereka dan Islamofobia,” tegas Presiden AS.

“Jadi pada hari ini, kita juga mengingat semua orang yang tidak bisa merayakan hari suci ini, termasuk umat Islam, orang-orang Uighur dan orang-orang Rohingya dan semua orang yang menghadapi kelaparan, kekerasan, konflik dan penyakit,” kata Biden.

“Dan kita menghormati tanda-tanda harapan dan kemajuan menuju dunia yang ingin kita saksikan, termasuk gencatan senjata yang memungkinkan orang-orang di Yaman untuk menghormati Ramadan dan merayakan Idul Fitri dalam damai untuk pertama kalinya dalam enam tahun. Pada saat yang sama, kita harus mengakui bahwa masih banyak tugas yang harus diselesaikan di luar dan di dalam negeri,” tambahnya.

Biden, yang beragama Katolik, mengatakan kepada hadirin dalam acara yang diadakan di East Room Gedung Putih bahwa, ada banyak kesamaan antara tiga agama besar. “Untuk pertama kali selama berpuluh tahun, ketiga keyakinan Ibrahim ini merayakan hari suci pada saat yang sama,” yaitu Ramadan, Paskah, dan Passover atau Pesach.

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) melaporkan bahwa pada tahun lalu terjadi lonjakan Islamofobia dan kejahatan rasial terhadap Muslim. Dewan merekomendasikan agar menyatukan komunitas minoritas untuk mencoba meredam ketegangan.

Menjawab saran CAIR, komunitas Sikh di Virginia merangkul komunitas muslim untuk bermalam takbiran. Dan dengan pesan yang lebih luas untuk berterima kasih kepada Muslim Pakistan atas toleransi yang ditunjukkan kepada Sikh di Pakistan, seperti disampaikan Kuldeep Gill dari panitia acara tersebut.

“Sejak saya datang ke Amerika, umumnya teman saya adalah Muslim Pakistan. Mereka seperti saudara saya, kami merasa kami sama. Dan alasan diadakannya acara ini adalah, selama bertahun-tahun, Pakistan telah menjaga gurdwara (kuil-kuil umat Sikh) di sana dan dengan rasa hormat.”

Koridor Kartarpur adalah perlintasan perbatasan yang bebas visa dan koridor keagamaan antara India dan Pakistan. Dibuka pada 2019, koridor itu menghubungkan Kuil Sikh Kartarpur Sahib di Pakistan dengan Gurudwara Dera Baba Nanak di India.

Acara untuk pada akhir Ramadan itu juga dihadiri berbagai komunitas agama. Manju Mathur, penganut Hindu mengatakan, “Menurut saya semua seharusnya di atas agama, dan selayaknya manusia sejati, kita menikmati kebersamaan dan menjalani hidup seutuhnya.”

Ini pertama kalinya Kelly Goldberg dari Yahudi menghadiri acara pada malam takbiran. Ia menikmati berada dalam ruangan yang penuh dengan orang dari beragam keyakinan, termasuk Muslim.

Bagi Muslim, menghadiri perayaan keagamaan yang diadakan komunitas Sikh adalah kesempatan untuk secara halus mengatasi Islamofobia, yang meningkat di Amerika, menurut Council on American-Islamic Relations – Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR).

Solidaritas antaragama ini telah ditunjukkan Presiden Joe Biden dan ibu negara di Gedung Putih. Acara itu memperkuat dan menegakkan tradisi kebebasan beragama bagi semua di Amerika. (VOAIndonesia/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.