Jumat, 26 April 24

Gatot Sang Penyelamat Bangsa

Gatot  Sang  Penyelamat Bangsa
* Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Oleh: Komaruddin Rachmat, Aktivis
Bisa  tidak kita membayangkan ketika tahun 1965,  Menpangad Jenderal Ahmad Yani menolak pembentukan Angkatan ke 5 yang diusulkan oleh PKI. Atau ketika Ahmad Yani tidak merespon rencana bung karno, untuk melakukan konprontasi dengan Malaysia , padahal itu perintah pemimpin besar revolusi.
Pastilah ketika itu terjadi kegaduhan menurut istilah sekarang, apalagi PKI saat itu sedang kuat  kuatnya berada di ring satu kekuasaan  bung Karno. Bully pastilah  terjadi terhadap Ahmad Yani ,melalui koran koran kiri milik PKI ketika itu.
Mari kita bandingkan dengan Gatot Nurmantyo sebagai panglima TNI hari ini,  yang cenderung tidak sepenuhnya  sejalan dengan elite yang sedang berkuasa. Tentu tidak aneh bila kemudian jaring jaring kekuasaan diluar istana  bergerak membullynya seperti yang sedang kita saksikan sekarang.
Gatot adalah pahlawan rakyat hari ini, dia telah menempatkan dirinya menjadi penyeimbang hubungan  tidak harmonis antara umat islam  dan kekuasaan.
Ketika kekuasaan melalui perangkatnya memusuhi aksi damai  212 , Gatot justru  memberi isyarat dukungannya, keseimbangan barupun terbentuk. Dalam aksi damai 212 tersebut misalnya, Gatot memakai peci putih sebagai isyarat persahabatan  kepada peserta aksi, berbeda dengan teman sejawatnya yang tidak peka menangkap fenomena.
Ketika polri mengambil posisi tidak seimbang dalam pilkada DKI, TNI justru memberikan keseimbangan baru dengan ikut mengamankan TPS TPS di pilkada tersebut,sehingga kecurangan dan kemungkinan terjadi konplik fisik dapat terhindarkan,meski mendapat resiko di lecehkan oleh Iwan bopeng.
Ketika kekuasaan cenderung gencar membuka poros ke RRC, Gatot justru  gencar memberikan warning tentang proxi war. Sehingga setidaknya dapat menahan laju    kekuasaan menuju “RRC full oriented” .
Warning proxi  war juga ikut membangun kewaspadaan dan keberanian rakyat tentang bahaya penguasaan asset negara oleh RRC, seperti yang terlihat dalam kasus penolakan reklamasi misalnya.
Ketika fenomena kebangkitan komunis yang ditandai oleh over confidence para penganutnya,  yang ngotot untuk  memberikan penafsiran  baru terhadap G 30S/PKI , melalui simposium dan seminar 65. Gatot justru mewajibkan anak buahnya nonton film G30S/PKI  Arifin C Nur,  yang telah lama tidak di putar untuk publik.
Anjuran menonton Film tersebut  justru mendapat sambutan luar biasa dimasyarakat luas, dibuktikan dengan diputarnya film tersebut di seluruh nusantara dengan biaya swadaya.
Padahal  nobar berlangsung ditengah larangan dari mendiknas agar Anak SD dan SMP tidak boleh  nobar  , dengan ancaman sangsi bagi  sekolah yang tetap melaksanakannya. Bayangkan betapa masivenya nobar bila tidak ada larangan dari mendiknas tersebut.
Ketika kapolri menganjurkan agar kalangan pro Ahok berani menyuarakan pendapatnya,yang kemudian disusul dengan fenomena bunga yg juga dikirim secara besar besaran ke markas kepolisian,Gatot justru menolak TNI menerimanya.
Ketika import senjata tidak jelas yang dilakukan oleh  polri dan instansi negara lainnya. Gatot menyuarakan pedapatnya dengan  tegas dan juga terbuka. Bila import senjata tersebut  ternyata diduga ilegal ,maka dengan serta  merta mengingatkan rakyat pencinta sejarah, pada  100 ribu senapan chung yang dikirim RRC secara ilegal pada tahun 1965, untuk mempersenjatai angkatan ke 5.
Ditengah tuduhan sedang melakukan manuver politik akibat isu import senjata tersebut, Gatot dengan santai mengatakan “ya memang benar saya berpolitik tapi politik untuk kepentingan negara!” .Dengan perkataan  lain , politik yang dilakukan Gatot adalah untuk tujuan “menyelamatkan negara!”.
Gatot adalah keseimbangan baru dalam kondisi kekuasaan yang bekecenderungan. Kecenderungan tersebut nampak secara gamblang , dari mulai ketidak adilan dalam pelaksanaan hukum,hingga kriminalisasi terhadap orang yang dianggap lawan politik. Bila dibiarkan akan merusak tatanan kehidupan bernegara.
KARENA  ITU PANTASLAH  BILA GATOT NURMANTIO KEMUDIAN DI JULUKI SEBAGAI ” GATOT SANG PENYELAMAT BANGSA”.
Salam 5 oktober 2017 (Hari Jadi TNI).

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.