Sementara itu Putu Sudira mengatakan , apa-apa yang menjadi tugas DGB sudah tercantum dalam statuta dan SOTK. Tugas-tugas tersebut diharapkan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dan tidak menyimpang.
“Seperti yang sudah kita laksanakan seperti kegiatan menggali kembali soal jati diri universitas. Upaya-upaya semacam ini diharapkan dapat dilanjutkan demi NKRI dan UGM memegang peran penting sebagai universitas perjuangan,” katanya.
Pendapat senada disampaikan Koentjoro. Menurutnya, pengurus baru DGB akan terus melanjutkan program kerja yang telah direncanakan dahulu.
“Salah satunya yang terdekat di bulan Agustus ini akan menggelar workshop sarasehan perencanaan SDM tentang Guru Besar UGM. Kemudian 31 Agustus 2018 DGB berkeinginan mengadakan rapat pleno, sekaligus mengundang guru besar baru dan pamitan untuk para guru besar yang pensiun. Tradisi ini akan kita selenggarakan terus,” katanya.
Selain itu akan diselenggarakan pula Forum Guru Besar Seluruh Indonesia dengan mengundang mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko. Dilanjutkan di bulan Oktober 2018, DGB UGM berkeinginan membuat acara 90 tahun Sumpah Pemuda.
“Tentu kita tidak punya makna apa-apa apabila tidak mendapat dukungan dari bapak-bapak ibu sekalian, sekali lagi mohon bantuan dukungannya untuk DGB UGM,” kata Koentjoro.