
Oleh: Sansulung Darsum, Direktur Eksekutif Netizen United Foundation
Gubernur Jawa Tengah yang juga calon presiden (capres) Ganjar Pranowo bersikap tegas terhadap zionis. Dia pasang badan untuk pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) untuk menegakkan konstitusi. Masyarakat bingung. Banyak spekulasi beredar.
Padahal pemerintahan Jokowi sudah memberi sinyal melalui Menko Polhukam Mahfud MD. Sewaktu ditanya oleh wartawan mengenai sikap pemerintah Indonesia terhadap lolosnya Tim Nasional (Timnas) Israel ke Final Piala U-20, Mahfud MD pada awal bulan Maret menjawab bahwa hal tersebut sudah dibahas dan disiapkan.
“Semua jalur, politik, diplomatik, keamanan, dan sebagainya sudah dibicarakan,” jawabnya seraya mengajak untuk menunggu hasil perundingan.
Perundingan apa? Ternyata perundingan dengan Federation Internationale de Football Association.(FIFA) terkait Timnas Israel tersebut. Pelaksana Tugas Menteri Pemuda dan Olahraga Muhadjir Effendy mengungkapkan, bahwa Indonesia sempat mengajukan syarat terkait keikutsertaan Timnas Israel di Piala Dunia U-20. Namun, FIFA menolak syarat tersebut.
“Tentu saja kita sangat menyayangkan kondisi-kondisi atau syarat-syarat yang kita ajukan ke FIFA kelihatannya tidak mendapatkan kesepakatan,” kata Muhadjir pada hari Senin (27/3/2023) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Tapi, para pendukung Ganjar terlanjur bingung. Mereka mengira kali ini Ganjar kalah oleh tekanan kelompok tertentu. Sebagian lagi mengira kader PDI Pejuangan ini terpaksa menuruti garis perintah partainya. Demi elektabilitas. Padahal Ganjar dan partainya tentu tahu mustahil kelompok tersebut akan mendukung mereka.
Di sisi lain kelompok tertentu juga sedang kebingungan. Mereka tidak bisa lagi memainkan isu zionis ini untuk menekan pemerintah. Tidak bisa memanfaatkan isu ini untuk menggalang kekuatan massa lagi dan menjualnya dalam bisnis dukung mendukung.
Sementara itu pendukung zionis malah bukan hanya bingung, tapi bercampur kecewa dan setengah marah. Kelompok ini walaupun sangat kecil, tapi berisiknya bukan main. Vokalnya seperti para kelompok tertentu. Kebigotan pendukung zionis dan kelompok tertentu memang mirip-miriplah.
Ada juga yang berspekulasi dengan isu konflik PDI Perjuangan versus pemerintahan Jokowi. Partai pemerintah rasa oposisi, katanya. Spekulasi lainnya bahkan sampai mengarah ke isu persaingan antara Ganjar dan Erick Thohir. Aduh, imajinasinya begitu amat. Tapi, bisa dimaklumi, karena mereka sedang kebingungan. Bingung berat.
“Yang benar,” kata Mahfud MD, “Indonesia tidak akan berdiplomasi dengan Israel selama Israel tidak mengakui Palestina. Israel adalah imperialis. Tapi Indonesia berusaha aktif di FIFA. Indonesia kini sedang mencari penyelesaian dari dua prinsip tersebut, yakni Indonesia tidak terima Israel, tapi ikut aktif di FIFA. Masih terus diolah.”
Tapi, jejak-jejak digital yang ditemukan oleh netizen memang bikin bingung lagi. Seperti adanya anggota Parlemen Israel (Knesset) yang menghadiri Sidang Majelis ke-144 Inter-Parliamentary Union (IPU) di Bali pada tahun 2022. Lalu ada 2 event olahraga di Jakarta yang diikuti oleh atlet Israel. Yaitu Kejuaraan Dunia Balap Sepeda 2023 dan Kejuaraan Dunia Badminton 2015.
Seorang relawan pendukung pemerintah menyayangkan hal tersebut. “Pemerintah kita juga punya sikap yang ambivalen. Di momen yang lain, pemerintah izinkan delegasi Israel datang ke Indonesia, tapi di momen lain malah melarang. Cuma Ganjar Pranowo, capres yang berani bersikap soal ini walau dengan resiko.. Mantaaap pak,” tulis Hendriko Russel di laman Facebook pada tanggal 25 Maret 2023.
Dia juga menuliskan dukungan atas ketegasan Ganjar itu, “Gw dukung sikap pak Ganjar Pranowo ini walau banyak pendukung yang kecewa. Ini bukan soal olahraga atau soal agama tapi soal konstitusi apalagi kita tidak punya hubungan diplomatik sama Israel. Pendukung GP yang minoritas banyak yang kecewa atas sikap ini tapi pemimpin yang bagus itu harus tegak lurus ke konstitusi bukan ke pemilih.”
Rasanya tepat kalau kita mengapresiasi sikap Ganjar yang punya nyali untuk pasang badan bagi pemerintah sampai berisiko disalahpahami oleh pendukungnya sendiri. Kalau kita mencermati lebih mendalam, sebenarnya Ganjar sebagai bagian dari pemerintah sedang membuka jalan bagi pemerintah pusat agar bisa menyatakan sikap secara gamblang.
“Pokoknya, prinsipnya Indonesia itu tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel dan tidak akan pernah melakukan hubungan diplomatik dengan Israel selama Palestina belum merdeka, itu adalah pernyataan Bung Karno di PBB, di KAA. Lalu Bung Karno membuat Ganefo sendiri karena melawan imperialisme. Bagi Bung Karno, Israel itu imperialis,” tutur Mahfud MD di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (27/3).
Wah, Prof Mahfud sampai sebut Ganefo, yang adalah singkatan dari Games of the New Emerging Forces. Itulah ajang diplomasi olahraga antarbangsa yang diinisiasi oleh Bung Karno pada tahun 1962 untuk menandingi kekuatan imperialis saat itu.
Tapi, bagaimana dengan seruan untuk memisahkan olahraga dari politik? Rasanya untuk kasus ini, kita akan jadi naif kalau kita tidak bisa melihat bahwa rezim zionis Israel juga menggunakan olahraga sebagai salah satu jalur diplomasinya Padahal, rezim tersebut masih belum sepenuhnya mengakui kedaulatan Palestina.
Kemerdekaan Palestina memang sudah diproklamasikan oleh Dewan Nasional Palestina dan PLO pada tanggal 15 November 1988. Tapi, sama seperti Indonesia yang sudah memproklamasikan kemerdekaan pada tahun 1945, Belanda masih terus menerus menyerang kita. Perjuangan masih panjang sampai mendapat pengakuan dan penyerahan kedaulatan sepenuhnya pada penghujung tahun 1949.
Apalagi proklamasi kemerdekaan Palestina saat itu tidak dapat dilakukan di tanah Palestina. Tapi di negara lain, yaitu di Aljir, ibukota Aljazair. Wilayah Palestina pun terbagi menjadi dua entitas politik, yaitu wilayah pendudukan Israel dan Otoritas Nasional Palestina. Itulah sebabnya pemerintah kita menilai Israel masih menjajah Palestina.
“Dan konstitusi kita itu di dalam UUD preambule alinea pertama itu bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa. Dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapus karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,” ujar Muhadjir.
Berpegang kepada konstitusi, pemerintah pun mengajukan syarat-syarat tertentu kepada FIFA terkait Timnas Israel.
“Konstitusi menjadi faktor yang harus kita pegang. Karena itu ketika ada negara yang timnya kita indikasikan masuk kategori itu harus ada prasyarat-prasyarat khusus dan itulah yang kita ajukan ke FIFA dan kelihatannya tidak ada titik temu,” kata Muhadjir.
FIFA bisa mencoret Rusia dalam kualifikasi Piala Dunia 2022 lalu. Dengan fakta tersebut, mengapa FIFA tidak bisa menerima persyaratan dari kita? Apakah diplomasi zionis lebih kuat?
Apa pun yang akan terjadi, yang penting pemerintahan Jokowi sudah berupaya menegakkan konstitusi. Dan, salut buat Ganjar yang telah pasang badan untuk pemerintahan Jokowi.
“Kita sudah tahu bagaimana komitmen Bung Karno terhadap Palestina, baik yang disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, dan maupun dalam Conference of the New Emerging Forces. Jadi, ya kita ikut amanat beliau,” kata Ganjar, Kamis (23/3/2023).