Rabu, 24 April 24

Gafatar, Ajaran Campuran Kristen, Islam, dan Yahudi

Gafatar, Ajaran Campuran Kristen, Islam, dan Yahudi
* Mahful Muis Tumanurung

Jakarta, Obsessionnews – Sejak ditemukannya dr Rica oleh pihak kepolisian, Senin (11/1/2016), berita seputar hilangnya sejumlah orang kian mengemuka.

Erri Indra Kautsar (19) warga Jalan Suripto, Perumahan TNI AL, Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, menghilang sejak tanggal 17 Agustus 2015. Diduga pemuda yang tercatat sebagai mahasiswa Pens Surabaya bergabung dengan Gafatar atau Gerakan Fajar Nusantara. (Baca: Mahasiswa Surabaya Hilang, Diduga Gabung Gafatar)

Obsessionnews menerima beberapa kiriman informasi tentang Gafatar. Salah satunya informasi yang diterima melalui WhatsApp pagi ini, Rabu (13/1/2016).

Menurut informasi itu, Gafatar dideklarasikan pada tanggal 21 Januari 2011 dan saat ini diketuai oleh Mahful M Tumanurung. Gafatar merupakan suatu komunitas pengganti KOMAR (Komunitas Millah Abraham) yang sudah lama dibubarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena dianggap sesat, beberapa tahun lalu.

Doktrin mereka adalah Islam hanyalah dien, bukan agama. Pengikutnya juga diajarkan 7 hal, yakni tidak melakukan puasa Ramadhan, tidak melaksanakan shalat, tidak membayar zakat, tidak melaksanakan ibadah haji, tidak mengakui hadits sebagai pedoman mereka, mengatakan Nabi Muhammad Saw merupakan keturunan Fir’aun, dan mengganti ‘assalamu’alaikum, wr, wb.’ dengan ‘Damai Sejahtera’.

Satu bulan dilantik menjadi anggota, mereka harus mengucapkan janji ini:

“Atas nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, saya berjanji:

  1. Saya menyatakan janji ini kepada Allah disaksikan oleh penyampai risalah Allah yang bertanggungjawab (Ulangan 29:9-13);
  2. Saya menyatakan janji ini secara sadar dan sungguh-sungguh ikhlas tiada paksaan dari siapapun (Petrus 5:1-3);
  3. Saya menyatakan iman kepada Allah dan rasul-Nya serta meninggalkan segala bentuk pengabdian selain kepada Allah dan sanggup mengemban tugas sebagai penyampai risalah Allah untuk mengajak manusia menegakkan jalan kebenaran di bumi Allah (Yohanes 15:1-17, Matius 10:5-8, Matius 12:17-21);
  4. Saya tidak akan mencuri, tidak akan berzinah, tidak akan membunuh, tidak akan berdusta, dan tidak akan berbuat durhaka terhadap ajaran Allah (Keluaran 20:1-17);
  5. Saya siap menerima bimbingan dari penyampai firman Allah yang menjadi Pembina saya (Kisah Para Rasul 8:30-31);
  6. Kiranya Allah membenarkan janji yang saya nyatakan ini, serta membimbing saya menjadi umat yang diberkati-Nya (Matius 9:35-38);
  7. Segala puji bagi Allah, Tuan Semesta Alam, Allah Abraham (Matius 22:32, Kejadian 13:14, Kejadian 17:1-8, 15-21, Matius 3:9-10).

Sebelumnya, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengatakan, belakangan ini muncul kembali aliran yang mencampur adukkan ajaran Kristen, Islam bahkan Yahudi, dan berkembang di sejumlah kota di Jawa, diantaranya Yogyakarta dan Solo.

Din mengingatkan agar orangtua menjaga anak-anaknya. Ia juga mengimbau negara dan aparat harus tanggap mencari korban-korban yang hilang akibat ideologi sesat ini.

“Doktrin Gafatar ini mengatakan orang tua itu hanya orangtua biologis. Sementara ada orangtua ideologis yang harus mereka temui. Negara dan aparat kepolisian lebih intensif dalam persoalan ini dan saya mengimbau keluarga yang kehilangan anaknya dapat memberikan laporan,” tegasnya. (Fath)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.