
Obsessionnews.com – Bandar narkoba Freddy Budiman akhirnya dieksekusi mati oleh regu penembak di Lapangan Tembak Tunggal Panaluan, Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (29/7/2016) dini hari.
Selain Freddy, yang juga dieksekusi mati adalah warga negara asing yang terkait kasus narkoba. Ketiganya adalah Michael Titus asal Nigeria, Humprey Ejike asal Nigeria dan Cajetan Uchena Onyeworo Seck Osmane asal Afrika Selatan.
Namun, ada yang berbeda dari penampilan Freddy sebelum dieksekusi. Freddy tampak mengenakan pakaian gamis putih dan celana putih saat menjalani hukuman mati.
Bahkan, menurut Rohaniawan Hasan Makarim, sebelum peluru regu tembak menembus jantungnya, pria asal Surabaya itu mengucapkan kalimat takbir berkali-kali.
“Dia terlihat putih bersih,” kata Hasan.
Freddy memang banyak berubah selama berada di penjara. Sejak ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur, Kabupetan Bogor, Freddy tampak lebih rapi, santun, dan tidak berulah. Hari-harinya lebih banyak diisi dengan salat dan mengaji.
Perubahan sikap Freddy disaksikan banyak pihak yang berada di Lapas. Tak terkecuali Kepala Lapas Gunung Sindur, Gumelar.
“Kehidupan sehari-hari Freddy di sini baca Al-Quran, shalat. Selalu ikut Shalat Jumat. Dia juga sopan sama petugas, enggak pernah macam-macam,” ujarnya.
Beberapa kali razia yang dilakukan dalam Lapas, lanjut Gumelar, Freddy juga tak pernah kedapatan membawa ponsel dan benda-benda berbahaya, termasuk narkotik.
Freddy sebenarnya sudah menjadi muslim sejak kecil. Freddy sempat mengaku bahwa pada umur delapan tahun sudah masuk Islam. Hanya saja, pada perjalanan hidupnya kemudian, Freddy bergaul dengan cara yang salah. Ia pun dikenal sebagai gembong narkoba.
Pada 28 April 2011 Freddy dijebloskan ke penjara setelah ditangkap oleh jajaran Polda Metro Jaya karena kedapatan menyelundupkan 1,4 juta pil ekstasi dari Tiongkok.
Lima bulan kemudian, Freddy menghuni Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta, sambil menunggu proses hukumnya. Pengadilan Negeri Jakarta Barat kemudian menjatuhi hukuman mati atas dakwaan menjadi otak penyelundupan.
Di Lapas Khusus Narkotika Cipinang, Freddy mendekam sepanjang November 2012 hingga Juli 2013. Selama itu pula rupanya Freddy masih menjalani bisnis narkotiknya dari dalam penjara Cipinang.
Ia pun kemudian dipindahkan ke LP Batu, Nusakambangan, pada 29 Juli 2013. Namun, meskipun diawasi secara ketat, Freddy masih juga menggerakkan bisnis narkotiknya. Bahkan, Freddy diduga menjadi otak produksi narkotik.
Sejumlah suruhan Freddy memproduksi narkoba di sebuah pabrik konveksi di Cengkareng, Jakarta Barat. Pabrik narkotik itu berkapasitas tinggi untuk memasok kebutuhan jaringannya. Narkotik jenis baru yang disebut CC4 menjadi salah satu barang jualan Freddy.
Untuk memperketat pengamanan, Freddy kembali ditarik ke Mabes Polri sejak April hingga Mei 2015. Kemudian, ia dipindah ke LP Salemba, Jakarta, pada Juni 2015. Tak berselang lama, Freddy ditarik ke LP Gunung Sindur, Bogor, dengan pengamanan yang lebih ketat.
Saat dipindahkan dari LP Salemba ke LP Gunung Sindur itulah Freddy diketahui sudah mulai berubah. Dia hanya membawa Al-Quran dan pakaian. (Fath)