Selasa, 23 April 24

Final Euro dalam Kajian Hubungan Industrial

Final Euro dalam Kajian Hubungan Industrial
* Ilustrasi Final Euro 2020. (YouTube)

Sepak bola bagi orang Italia adalah segala-galanya dan kebanggaan nasional. Untuk itu semangat, kegigihan, dan kerja keras Italia selama pertandingan tampak hidup kembali sebagai tim yang tampil lebih berani dan penuh gaya.

Gaya permainan Italia tersebut telah menghadirkan keceriaan bagi pendukung dan warga Italia di Piala Eropa, ungkap Koordinator Sistem Informasi Unsoed, Ir Alief Einstein,MHum.

Alumni Fakultas Hukum Unsoed angkatan 2001, Billy Bagus Nurul Alam SH meluapkan kegembiraannya : Yei… jagoan saya akhirnya juara Euro 2020 menaklukan pasukan Inggris melalui drama adu penalti.

Tampil sebagai hero penjaga gawang Gianluigi Donnarumma yang “ciamik” menepis tendangan demi tendangan pasukan Inggris. Sehingga berakhirlah drama final itu dengan keunggulan Italia yang skor akhirnya 4:3 (1:1 ditambah penalti 3:2)

Billy yang juga Industrial Relations Manager pada PT. Great Giant Pineapple di Bandar Lampung menjelaskan bahwa karena dia bukan ahli dalam urusan perbolaan, tapi dirinya tarik euforia final Euro itu ke ranah isu “Hubungan Industrial”. Billy tertarik menyoroti sang Kiper Italia Donnarumma yang memanggil dengan panggilan Mas Donnarumma meskipun dia Italiano.

Mas Donnarumma ini selidik punya selidik akan hijrah dari Milan ke PSG. Kalau dalam dunia ketenagakerjaan istilahnya dia akan resign namun karena memang berakhir kontrak, bukan di tengah masa kontrak karena memang dia statusnya kontrak “PKWT”.

Mas Donnaruma bukan seorang “pekerja petap” yang dipekerjakan sampai waktu tidak tertentu alias sampai tua. Ngomong-ngomong soal urusan resign biasanya orang resign itu umumnya terkait masalah ketidaknyamanan atau urusan lain demi pengembangan karir atau juga demi menaikan pendapatan atau gaji.

Siapa tahu Mas Donnarumma ini ternyata memang nggak nyaman sama teman satu timnya Ibrahimovic atau bahkan sama Managernya, atau justru memang dia seorang bintang yang dibajak club lain karena memang club lain butuh seorang bintang seperti Mas Donnarumma ini.

Dalam dunia profesional memang wajar terjadi bajak membajak karena memang Mas Donnarumma layak dibajak. Buktinya dia jadi pahlawan tim azzurri di Euro 2020 yang dilaksanakan di 2021 dini hari waktu Indonesia tadi.

Jiwa kepo Billy memberontak akhirnya Billy coba gali data Mas Donnarumma. Wow, memang betul berdasarkan data kompas.com gaji Mas Donnarumma di PSG naik 5 juta Euro dari 7 juta euro per musim di Milan menjadi 12 juta euro per musim di PSG, mantap jiwa. Dan yang juga mantap lagi kontraknya panjang sampai 5 tahun walau bukan PKWTT (karyawan tetap) PSG.

Ya inilah fakta dunia profesional yang bayarannya mahal memang umumnya kontrak bukan “pekerja tetap”, dan Billy yakin Mas Donnarumma pun tidak mengejar status menjadi karyawan/pegawai tetap juga.

Coba kita kaji sejenak data dunia ketenagakerjaan di Eropa. Di Italia tempat Mas Donnarumma cari makan, ternyata upah minimum di sana data dari checkinprice.com tulisan Jon Stotz, terendah tercatat di sektor agriculture yaitu 874.65 euro/bulan dan upah minimum rata-rata kota Roma di angka 1.450 euro/bulan dengan kurs 1 Euro = Rp. 17.000 berarti per bulan orang Roma gaji terkecilnya Rp. 24.650.000.

Tentunya jangan bandingkan dengan Indonesia, jelas biaya hidup di Eropa lebih mahal karena disana tidak mungkin nasi padang pakai telor bisa didapat dengan Rp. 10.000/bungkus, he he hee…

Namun coba kita bandingkan dengan gajinya Mas Donnaruma di Milan yang mencapai 7 juta euro per tahun atau sekitar 583.333 euro/bulan. Jelas, besar sekali gajinya mas Donnarumma ini yang statusnya kontrak bukan pegawai tetap, namun gajinya 402 x lipat upah minimum Roma.

Itulah ganjaran bagi seorang profesional yang level kompetensinya jarang dimiliki orang lain dan bekerja dalam industri spesifik dan tempat yang tepat serta bergengsi. Maka lumrah gajinya sangat besar, jauh melampaui pekerja biasa bahkan dengan status pekerja tetap (PKWTT) sekalipun yang sudah dicover “BPJS”dengan jaminan hari tua plus dana pensiun.

Tentunya ini jadi renungan buat kita. Menurut Anda pilih mana? Pilih status, atau pilih isi dompetnya? Pilih status kontrak tapi gajinya seperti Mas Donnarumma, atau pilih karyawan tetap tapi gajinya seperti pekerja UMK Roma?

Ya, tentunya hidup itu pilihan, namun bila mau milih bayaran mahal apapun profesinya ada syaratnya. Syaratnya mutlak Anda harus istimewa. Istimewa karena kompetensinya bukan karena status diri apalagi karena surat sakti. Salam Forza Italia, kata Billy. (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.